Explore Malang Survey Geophoto 14 - 16 Juli 2016

Malang!
Bromo - The Most Beautiful Sunrise!
Hallo travellers, kali ini aku mengajak kalian ikut survey di Malang. Berhubung aku panitia Geophoto untuk Joint Convention Malang, setelah menyatukan jadwal akhirnya cuma aku dan Mas Agoy yang berangkat suvey. Jumat pagi kami berangkat dan sampai di Malang jam 9 pagi. Kali ini kita akan survey mengikuti itenary dari Blakrax EO.


Itenary Hari 1 - 14 Juli 2017

Map Perjalanan 14 Juli 2017

Bandara Abdul Rachman Saleh - Air Terjun Madakaripura via Probolinggo (4 - 5 jam)

Sampai di Bandara jam 9 pagi kami dijemput oleh EO. Mengikuti itenary, kami menuju ke Air terjun madakaripura melewati Probolinggo. Disini Mas Anwar bingung kenapa kita muter. Lah, itenary ini juga kami dapat dari mereka. Ternyata mereka miss-kom dengan Agen yang di Jakarta, akhirnya mereka suggest itenary lain sambil kita tetap mengikuti itenary awal. Kami mampir dulu di soto *lupa namanya tapi harganya murah banget yang searah menuju probolinggo. Jam 12 siang kami mampir di resto ayam akan kami survey. Kami foto-foto aja disini, tidak makan dan langsung berangkat menuju Air Terjun Madakaripura.
Menuju Air Terjun Madakaripura melewati tirai air sepanjang kurang lebih 50 meter
Kami sampai di Air Terjun Madakaripura  jam 2 siang dan langsung naik ojek (PP 20rb) dari parkiran. Ternyata ojeknya cuma sampai loket tiket di tengah dimana loketnya masih lumayan jauh dari gerbangnya. Padahal jalan dari loket ke gerbang masih luas, bisa dilalui mobil. Gerbang air terjun ini dicirikan dengan adanya Patung Gadjah Mada (Majapahit) yang di bawahnya ada banyak sesajen. Kemudian di sampingnya ada tulisan merah besar "Air Terjun Madakaripura". Jarak dari Loket ke air terjun kurang lebih 2 km. Yah, aku dan mas Agoy bisa menempuhnya selama 15 menit. Tapi kalau peserta, apalagi udah sepuh yaa.. setengah jam lah ya..

Ini dia air terjunnya
Jalan menuju air terjun ini sudah di semen. Sepanjang jalan kita akan menyusuri sungai dan disuguhkan pemandangan tebing tinggi. Sepanjang jalan akan ada orang yang menawarkan jasa guide. Saran nggak usah pakai guide karena air terjun ini cuma punya 1 jalan dimana kita nggak bakal nyasar. Kalau memang mau sekalian bersedekah sih ya ambil aja guide-nya. Hati-hati dengan guide tembak yang mengikuti ya, mending tegas aja atau pura-pura berhenti. Soalnya kalau dia terus ngikut tiba-tiba pulangnya dia bakal minta tips sama kita walau kita nggak pernah ngerasa minta di guide.

Letaknya yang dikelilingi tebing membuatnya jadi lebih indah
Instragamable lah yaa.. hoho

Menuju air terjun ini kita harus memakai jas hujan, karena kita akan melewati sekitar 100 meter sungai yang atasnya mengalir air terjun berupa tirai sepanjang tebing. Tirai inilah yang menjadi ciri khas dari Air Terjun Madakaripura. Setelah melewati tebing yang ada tirai air, kita akan melipir tebing untuk mencapai Air terjun ini. Pemandangan air terjun ini bagus banget, sehingga aku dan Mas Agoy sepakat untuk mempertahankan spot ini. Udah kebayang kalau pakai low speed pasti bagus banget. Resiko basah sih ditanggung sendiri yaa.. Haha.

Penampakan tirai dari Air Terjun

Air Terjun Madakaripura - Bromo (1.5 jam)

Kami langsung menuju ke arah Bromo. Rencananya, kami akan menginap di Hotel Sukapura Permai. Agen EO yang di Jakarta sudah memesan via online website. EO Malang bingung karena kita akan menginap disana berhubung hotel ini masih jauh ke Bromo, padahal kita jam 2 pagi mau nyoba sunrise. Estimasi waktu peserta nantinya. Salah satu miss-com lagi. Parahnya, ternyata kamar yang sudah dibooking tidak ada, kamar disana sudah habis kata resepsionisnya. Padahal jelas-jelas kami sudah ada bukti booking, dan resepsionisnya malah ngomelin kita, nggak mau tahu pokoknya nggak ada kamar! Bahahaa. Kalau menurut EO Malang, di Bromo biasa begitu apalagi weekend, jika ada customer yang  bisa bayar lebih, maka mereka akan memberikannya, nggak peduli udah ada yang book online.. ckckck.

Pakai Low speed cadaaas.. siap-siap camera basah yaa.. kecuali pakai hape kayak yang ini
Hmm.. untuk dapet foto ini sih harus naik tebing dulu..

Sambil menunggu EO Jakarta mengurus kamar kami yang tiba-tiba nggak ada padahal udah dibayar, Akhirnya kami memutuskan untuk jalan dulu ke arah Bromo, siapa tahu masih ada kamar sisa-sisa dekat sana. Nggak berharap banyak soalnya weekend. Sampai di atas, sekitar jam setengah 6 kami makan sate ayam yang enak banget sampe ngantri dan kehabisan (kasihan si Bule). Jam 7-an kami dapat kabar kalau kamarnya sudah dicarikan penggantinya oleh website online tersebut. Alhamdulillah dapat kamar di atas sini dekat dengan tempat makan kami sekarang. Kamar tradisional dari bambu, serem sih tapi yasudahlah alhamdulillaah nggak jadi tidur di mobil.


Itenary Hari 2 - 15 Juli 2017


Map Perjalanan 15 Juli 2017

Penginapan - Sunrise Point Seruni (30 menit)

Jam 1 pagi aku udah bangun, katanya mau berangkat jam 2. Eh, ternyata penderitaan kami selanjutnya adalah Jeep kami mogok dan susah sekali mencari penggantinya. Jam 4.14 kami baru berangkat menuju Seruni. Sunrise point ini di suggest oleh EO kami karena nggak seramai Pananjakan 1atau 2. Hanya saja setelah kami mencoba, sunrise point ini tidak akan cocok dipakai oleh peserta kami yang lebih dari setengahnya berusia di atas 45 tahun. Aku saja yang junior pakai acara ngos-ngosan. Udara yang tipis dan kering membuat aku agak kesulitan mengatur pernafasan.

Golden Sunrise
Instagram collection - Golden Sunrise

Emang sih, sewaktu sampai di atas kami dapat spot yang sangat oke, padahal kami sudah kesiangan. kalau memaksakan di pananjakan sih bakal melihat punggung orang aja. wkwkwk.. Kami menunggu sunrise disini. Rencananya foto-foto yang kami ambil selama survey ini akan kami gunakan sebagai teaser Geophoto. Alhamdulillaah cuaca cerah menjadikan gambar yang kami ambil cukup memuaskan. Sunsrise berwarna keemasan yang menyelimuti gunung Bromo dan sekitarnya dapat kami nikmati. Sebenarnya aku sih berharap menemukan lautan awan, cuma kata guide kami, kalau ada awan berarti nggak ada matahari. Jadi harus pilih salah satu lah yaa.. Kalau begitu mungkin nanti kesini lagi saat musim penghujan kali yaa..


Lautan Pasir Bromo
Salah satu spot diujung tebing
Jam setengah 6 kami turun dari Seruni. Lagi-lagi kami tidak mendapatkan jeep karena sudah dipakai orang lain. Gini nih kalau jeep bromo, kita harus siap-siap kehilangan transportasi. Guide kami berusaha mencarikan kami jeep pengganti, tapi berhubung kelamaan, akhirnya kami berjalan kaki turun dari seruni. Lumayan olah raga pagi. Kami jalan sampai pangkalan jeep di lautan pasir Bromo sambil menikmati pemandangan dan mengambil gambar-gambar yang menarik. 

Nggak bakal dapet foto ini kalau nggak jalan kaki
Jalan-jalan yang bener-bener "jalan"

Enaknya kalau survey, kita bisa menjelajah lebih leluasa. Kalau sudah bawa peserta ya nggak mungkin lah pesertanya kami ajak berjalan kaki sejauh ini walaupun menurutku sih menarik banget bisa dapat spot-spot yang jarang dikunjungi pengunjung. Beberapa foto berikut menunjukkan kerennya spot-spot tersembunyi dari Bromo. Kalau menurut google sih, total kita berjalan kaki dari pagi sampai pangkalan jeep jam setengah 8 pagi ini adalah 14 km. Wiihh lumayan juga yaa.. nggak terasa tapi..

Jam 10 pagi mulai begini badai pasirnya
Sampai di kawah Bromo ini, berjejer para penjual makanan. Dulu sih waktu 2009  aku kesini baik pangkalan jeep maupun penjaja makanan sama sekali belum ada. Kawah Bromo ini sangat terasa kosong dan luas. Aku segera menyerbu pisang goreng berpasir. Bukan pisang pasir seperti yang kalian bayangkan yang banyak dijual di Jakarta, tapi ini literally pasir! berhubung angin bertiup lumayan kencang menerbangkan pasir-pasir vulkanis di Bromo. 

Bukit Teletubbies dan Sekitarnya

Di pangkalan jeep ini berjejer jeep yang siap kalian carter untuk berkeliling. Berhubung aku dan mas Agoy agak trauma dengan jeep, akhirnya kami memutuskan untuk menyewa motor saja. Ternyata mengendarai motor di lautan pasir ini sangat mengerikan! Licin banget! Kalau aku yang bawa mungkin aku sudah guling-guling di pasir.

Berasa punya jeep
Kami mengunjungi pura, serta berkeliling ke bukit teletubbies. Yah sebenarnya bukit ini hanya ada rumput dan rumput sih, cuma karena luas, jadi indah banget. Sudah kebayang menaruh model ditengah-tengah savana terus rambutnya terbang-terbang ketiup angin gitu. Widiihh bakalan keren banget nggak sih?


Perjalanan ke Batu (11 jam)

Awalnya, rencana kami sore ini adalah mengunjungi pantai selatan Malang agar itenary besok cukup ringan berhubung kami mengambil flight sore hari. Kami berangkat dari Bromo jam setengah 11 siang, melewati Lumajang dan terus ke selatan. Padahal kami sudah skip makan siang, tapi tetap saja kami baru sampai pertigaan ke arah pantai (Turen) jam 5 sore! itupun masih sekitar 1 - 2 jam lagi ke pantai. Kami tidak menyangka bakal banyak truk yang menghambat perjalanan kami. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung menuju Batu.

Walaupun kelaparan, kami tetap meneruskan perjalanan ke Batu agar tidak terlalu malam sampai disana. Kami sampai di hotel Apple Green jam setengah 9 malam, check-in, dan langsung menuju Omah Kayu.


Alun-alun dan Omah Kayu

Asli ini sih bener-bener kelaparan! Akhirnya kami minta guide kami untuk mampir ke Alun-alun untuk membeli makanan. Sepertinya kami khilap, aku membeli 1 cup besar jagung rebus, 1 mangkok cwimie dan 1 porsi sate ayam! Begitu juga mas Agoy! Hahaha.. setelah perut kami tenang tidak meronta lagi, kami melanjutkan perjalanan ke Omah kayu.

Wisata Omah Kayu ini terletak di Gunung Banyak, Batu, yang biasa digunakan sebagai tempat menginap. Jarak tempuh dari kota Batu sendiri kurang lebih hanya satu jam. Uniknya, tempat menginap disini merupakan rumah-rumah pohon yang bertengger di pohon-pohon pinus sehingga pengunjung dapat bersantai sambil menikmati ketinggian kota Batu. Omah kayu ini juga terletak di objek wisata paralayang, jadi jangan heran kalau sewaktu-waktu kalian melihat orang yang "terbang" melintas.

Berhubung sudah malam dan kondisi cuaca berkabut, kami hanya mampir sebentar dan langsung kembali ke Hotel untuk beristirahat.


Itenary Hari 3 - 16 Juli 2017

Map Perjalanan 16 Juli 2017

Batu - Pantai Bengkung (3 jam)

Berhubung jadwal hari ini sangat amat padat untuk mengejar flight di Surabaya sore hari (Malang tidak ada penerbangan sore), kami berangkat dari hotel di Batu jam 5 pagi dan mampir sarapan di Turen 15 menit. Jam 8 pagi kami sudah sampai di pantai Bengkung dan menghabiskan waktu selama 1 jam disana. Berhubung kami pagi-pagi sekali sampai disana, suasana disana tidak terlalu panas dan sepi sekali sehingga enak untuk dinikmati. Kalau saja kami tidak dikejar waktu, mungkin kami akan lebih lama menikmati keindahan pantai ini. Disini ada 4 pantai yang dapat kita kunjungi.

Salah satu pantai di Bengkung
Pantai lainnya di Bengkung
Sisi lain Bengkung

Pantai Watu Leter

Pantai ini hanya berjarak sekitar setengah jam dari Pantai Bengkung. Menurutku pribadi sih aku leih suka pantai ini karen lebih private dan belum terjamah. Berhubung kami harus memikirkan keselamatan peserta dan kondisi cuaca dan akomodasi nanti, akhirnya kami memutuskan untuk memilih Pantai Bengkung.

Kerennya pantai Watu Leter ini
Berasa pantai milik sendiri

Pantai Watu Leter - Blakrax Office (2,5 jam)

Kami mampir ke Blakrax dulu di Tumpang untuk membahas administrasi dan lainnya sambil makan bakso berhubung nggak sempet mampir ke Bakso president. Walaupun cuma abang-abang lewat, tapi beneran deh baksonya maknyuuss banget sampai kami nambah. Hahaha


Blakrax Office - Bandara Juanda Surabaya (3,5 jam)

Kami berangkat jam 1 siang. Berbekal supir handal terobos kanan kiri plus trotoar, kami sampai juga di bandara setengah jam sebelum keberangkatan. Keringetan? banget. Deg-deg an? nggak usah ditanya! Hahaha..


Oke guys.. sekian perjalanan saya kali ini. Banyak cerita banyak pengalaman banyak penderitaan banyak kelaparan dan banyak keringetan juga dalam perjalanan kali ini. So far.. aku tetep happy kok.. karen setiap perjalanan menyimpan kesan yang takkan terlupakan.

See you next trip guys!!

Comments