Solo - Boyolali - Jogja (Nikahan Annas) 21-23 Januari 2017

Widihh.. perginya satu tahun yang lalu.. baru ditulis ceritanya..

Alhamdulillah punya mood kembali untuk menulis setelah sekian lama..
Banyak cerita.. banyak drama.. banyak hal suka dan duka yang terjadi selama tahun 2017 ini.. termasuk akhirnya keputusan aku dan mantan gebetanku untuk merubah status kami.. hehe.. *persiapan 2 bulan coy.. haha

Behind The Scenes.. hahaha

Stasiun Balapan
Balik ke cerita satu tahun lalu ketika aku mendapat kiriman seragam dengan tulisan "would you be my bridesmaid" dari sahabat jauh Boyolali yang selama kuliah telah banyak berjasa mengajarkan aku apa arti Fisika.. bahahahaa..

Her name is Annas Budhi Astuti..

Sahabat cerdasku yang saat ini tinggal di Negri Sebelah Selatan Indonesia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan masa lajangnya. Alhamdulillaah..
Aku berangkat naik kereta dari stasiun Gambir bersama Linda. Sampai di stasiun Solo Balapan, kami dijemput Annas dan adiknya. *Ini penganten besok nikah masih mau ngikut kelayapan..


Kuliner Solo
Soto Gading
  1. Soto Gading, soto ayam ini berkuah bening, kaldu sih kayaknya karena rasanya maknyus. Pagi-pagi turun kereta langsung diajak kesini.. hmm.. pilihan lauknya juga bermacam-macam dari tempe, ayam, kulit, kikil, jeroan, dll. Anget banget perut..
  2. Tengkleng, kuliner wajib ini emang nggak bisa dilewatkan kalau ke Solo. Sambil ditemani satenya juga, lengkaplah sudah makan siang hari ini. Tengkleng ini semacam gulai dengan isian tulang serta jeroan kambing. Mantap lah.. asal jangan berlebihan ya makannya.. hihi..
Tengkleng dan Sate

Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta Hadiningrat (photo by : Nursina)
Suasana di Dalam Keraton


Kami menyempatkan diri kesini karena biasanya cuma lewat aja terus menuju sebelahnya (baca : pasar klewer). hahaha.. 
Dengan membayar 10rb rupiah saja kita sudah dapat masuk ke keraton ini. memang ada beberapa tempat yang tidak boleh dimasuki sih, terutama oleh wanita yang sedang berhalangan. Cerita-cerita mistis yang sempat kami dengar dari abdi dalam ini cukup membuat kami agak was-was. 

Akan tetapi, disamping sisi mistisnya, keraton Surakarta ini menyimpan keindahan di dalamnya. halaman yang luas ditumbuhi oleh pohon-pohon besar membuat suasana sejuk dan nyaman. Indonesia itu menarik ya guys..

Sebuah kerajaan Jawa yang memerintah beberapa abad yang lalu telah menjadi ikon Kota Solo. Kerajaan ini bernama Keraton Kasunanan, didirikan oleh Susuhan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang rusak akibat Geger Pecinan pada tahun 1743. Memiliki luas area sekitar 54 are dan banyak koleksi patung, senjata dan pusaka kerajaan. Salah satu bangunan bertingkat yang menarik di Keraton Kasunanan yaitu Menara Sanggabuwana, konon menjadi tempat bertemunya Ratu Laut Selatan dengan Raja. Menara ini didirikan oleh Sri Susuhan Pakubuwono III pada tahun 1782. Menara setinggi 30 meter ini berfungsi sebagai menara dan tempat memata-matai Belanda pada masa penjajahan.
Ketika Anda berkunjung ke Keraton Kasunanan ada beberapa tempat yang tidak boleh dimasuki yaitu kediaman Raja Pakubuwono. Area di Keraton Kasunanan yang boleh dikunjungi publik salah satunya adalah pendopo besar di dalam Sasana Sewaka, dimana pertunjukan tari dan gamelan disuguhkan di tempat itu. Ketika masuk Sasana Sewaka pengunjung harus melepaskan alas kaki dan berjalan dengan kaki telanjang di hamparan pasir yang diambil langsung dari Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi. Anda juga bisa mengunjungi museum yang ada di dalam kawasan Keraton Kasunanan. Terdapat berbagai koleksi kerajaan seperti kereta kencana, tandu, patung, senjata kuno dan beberapa koleksi lainnya.
Selain keindahan 
bangunan keraton, Keraton Kasunanan Surakarta juga menawarkan wisata warisan budaya seperti upacara adat, tarian sakral dan musik diantaranya adalah yang terkenal adalah sekaten dan malam Suro. Sekaten adalah upacara perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad selama 7 hari dan pada hari terakhir ditutup dengan Gunungan Mulud. Satu bulan sebelumnya juga diselenggarakan pasar malam Sekaten di area alun-alun utara keraton. Berbeda dengan Sekaten, Malam Suro adalah memperingati tahun baru menurut kalender Jawa. Perayaan ini ditandai dengan Kirab Mubeng Beteng dengan membawa pusaka keraton termasuk kerbau pusaka Kyai Slamet. 
(cr : http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/keraton-kasunanan-surakarta)
Salah satu pajangan dalam Keraton

Angkutan Zaman Lawas

Sama calon penganten H-1 masih jalan-jalan.. hhaaa



Museum Batik Danar Hadi

http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/museum-batik-danar-hadi

Alat Mbatik
Setelah dari Keraton, kami mengunjungi museum batik ini. Harga tiket masuknya agak mahal sih, 35rb rupiah. tapi beneran worth it lah.

Bener loh, ini keren banget koleksi batiknya. Sayang ndak boleh difoto, kalian harus melihatnya sendiri kesini. Koleksi batiknya banyak sekali mulai dari yang lokal sampai dari luar negri. Ternyata motif-motif batik itu banyak sekali yaa.. haha.. Guide kita juga menjelaskan arti-arti dari motif-motif batik itu sendiri, seperti motif kawung yang berbeda artinya serta acara penggunaannya antara keraton Solo dan keraton Jogja. Menurut mbak guide koleksinya sudah mencapai 1000 helai loh! yang dipajang disini itu pilihan saja.

Setelah berkeliling melihat-lihat batik, kami melihat pembuatan batik sampai diajarkan cara membatik pakai canting maupun batik cap. Aku coba dua-duanya.. haha

Belajar Membatik


Keinginan H. Santosa Doellah (pengusaha pribumi) untuk melestarikan batik mendorong didirikannya museum batik di Kota Solo. Museum ini bernama Museum Batik Danar Hadi. Berlokasi di jalan utama Kota Solo, jalan Slamet Riyadi. Museum yang didirikan sejak tahun 1967 ini menyuguhkan koleksi batik kualitas terbaik dari berbagai daerah seperti batik asli keraton, batik China, batik Jawa Hokokai (batik yang terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), batik pesisir (Kudus, Lasem dan Pekalongan), batik Sumatera dan berbagai jenis batik lainnya. Museum ini memiliki koleksi kain batik mencapai 1000 helai dan sudah diakui MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Pengunjung dapat melihat proses pembuatan batik bahkan bisa mengikuti workshop pembuatan batik secara langsung.

Selain mendapat pengalaman membatik, pengunjung juga bisa menikmati arsitektur bangunan khas Jawa di samping museum, yang dikenal dengan nama Ndalem Wuryaningratan. Ndalem Wuryaningratan semula merupakan tempat tinggal Pangeran Wuryaningrat, menantu Susuhan Pakubuwono X. Dibangun dengan konsep rumah tinggal bangsawan pada masa itu, dengan pakem Jawa dan pengaruh arsitektur gaya Eropa. Pada tahun 1997, H. Santosa Doellah sebagai pemilik Batik Danar Hadi membeli bangunan ini menjadi House of Danar Hadi dengan mempertahankan arsitektur aslinya.
(cr : http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/museum-batik-danar-hadi)


Boyolali

Three MasKentir Readyyy... wwkwkk
Yups, sebenarnya sih rumahnya Annas berada di Boyolali. Kami disewakan tempat menginap agak di tengah kota. Sudah lama tidak ke Boyolali, ternyata kota ini sudah ramai sekali ndak seperti dulu yang seperti kota tak berpenghuni. Sebelum ke tempat menginap kami berkunjung dulu ke rumah Annas untuk menyapa orangtuanya.

Esoknya, hari yang ditunggu tiba. Akad nikah berjalan dengan khidmat dan resepsi diselenggarakan di aula dekat rumahnya. Alhamdulillaah semua berjalan dengan lancar. Siangnya, aku ikut rombongan Jogja pulang berhubung aku melanjutkan liburanku ke Jogja. Aku akan menginap di rumah teman KKNku Shinta.
Three Maskentir versi 2

Sang Pengantin
Namanya juga tumpangan gratis ke Jogja.. jadi di belakang deh..


Yogyakarta - Mangunan

Temen Mbolang paling Awet.. wwkwkkw
Jam 3 pagi aku dan Shinta menyiapkan bekal untuk perjalanan kita menuju Mangunan. Kata Shinta sih disana asik banget buat piknik. Jadilah kami bawa bekal sebanyak-banyaknya. Jam setengah 5 pagi akhirnya kami berangkat menuju Mangunan menggunakan motor yang ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan ke arah Imogiri.

Satu kata untuk tempat ini.. Menakjubkan!! masing masing spot mempunyai kelebihannya masing-masing, yah walaupun beberapa tempat memang sudah ramai. Adapula yang ditambahkan beberapa ornamen untuk mempercantik spot foto. Kalau pagi, kita dapat melihat lautan awan yang "mengalir" sepanjang lembah. Benar-benar menyejukkan mata. Untuk lebih jelasnya. Lihat saja foto-foto di bawah ini ya, karena aku sudah tidak sanggup menyajikannya dalam kata-kata.


Kebun Buah Mangunan









with partner mbolang


Puncak Becici








Maafkan kids zaman now ini


Hutan Pinus Mangunan












Jurang Tembelan







Watu Lawang











Going Back Home...

Oke, berhubung sorenya aku harus mengejar flight, jadi segitu saja perjalanan Jogjaku.. tak lupa aku mampir ke Il Tempo Gelato yang sekarang ramenya masyaallah serta soto iso babat kesukaanku.. Oh iya, tak lupa juga mampir beli bakpia dong.. Berikut ini dokumentasi kuliner Jogja...

Artemy Cafe ini enak, murah, tepatnya lucu... cucok lah buat tempat nunggu

Mi ayam alun-alun kidul ini wajib absen kalau ke Jogja.. haha
Soto pake iso babat yang maknyuss ini aku selalu lupa nama tempatnya.. haha

Oke for the Last.. Il Tempo Gelato dong tentunya.. haha


Oke,, see u on next story guys.. mmuaacchh..


Comments