Explore Makassar - Bulukumba 27 - 28 Mei 2016

Saking banyaknya cerita yg belum dishare.. sampai lupa kalau pernah ke Makassar.. Hampir kelewat deh cerita trip yg ini..Maklum banyak acara plus menjelang lebaran moodnya lagi nggak oke buat nulis.. hehe..

Spoiler.. Pasir Putih Pulau Samalona
Rencana dadakan 2 minggu sebelumnya berkat ketemu dengan Mba2 Chantix, Mba Tiyas, Mba Tuti dan Mba Maya, tercetuslah kami ke Makassar dan Bulukumba. Tanpa babibu langsung pesen tiket siang itu juga. Hahaaa.. Kita dapat harga tiket PP Lion Air - Batik Rp.1420k per orang. Lumayan lah yaa untuk pemesanan dadakan. Satu lagi, aku langsung menghubungi temenku di Makassar untuk sewa mobil berhubung kita mau ke Pantai Tj Bira di Bulukumba yang berjarak kurang lebih 200km dari kota Makassar. Akhirnya kita mendapat harga mobil 800rb selama kita disana, dari penjemputan sampai diantar kembali ke bandara (belum termasuk bensin dan tips).


27 Mei 2016

Kami berkumpul di Bandara Soekarno Hatta untuk pemberangkatan ke Makassar jam 21.40. Alhamdulillah nggak telat pesawatnya sehingga kami sampai di Bandara Sultan Hasanuddin jam 1 malam. Kami lalu mampir ke dunkin donut buat istirahat sambil menunggu jam 3 pagi dijemput Zaki (anak GF Unhas) yg akan menjadi supir kita 2 hari ini. Btw, nyari dunkin ini butuh usaha keras karena ternyata di antara kita nggak ada yg pernah kesini dan nggak ada petunjuk jalan. Hahaa..

Sunrise di perjalanan ke Bulukumba


28 Mei 2016

Pantai Tj Bira - Pulau Kambing - Pulau Liukang Loe - Pantai Bara
Haai.. perkenalkan pantai Tanjung Biraa
Jam 02.30 Zaki sudah sampai dan langsung aja kita masuk mobil tanpa babibu karena udah ngantuk berat. Nempel di jok mobil, ketiga kakak cantik langsung tidur pules, tinggal aku di depan yang nggak bisa tidur karena si Zaki bawa mobilnya ala-ala Michael Schummacer ngebet menangin F1. Enam jam perjalanan (menurut Google Maps) ditempuh oleh Zaki dengan 4 jam saja. Itu pun udah plus mampir sholat shubuh. Menjelang pagi kami sudah sampai di kawasan Bulukumba dan jam 7 pagi kami sudah parkir di Pantai Tanjung Bara.
Another angle..
Hal pertama yang kami lakukan disini adalah mencari penginapan. Setelah muter-muter, akhirnya kami mendapat kamar seharga 500rb per malem. Habis taro barang, kami langsung menuju ke Pantai Tanjung Bira yang ramai sekalian sarapan. Berhubung cuma ada mi instan, jadi itulah yang kami makan. Setelah makan, kami mencari perahu untuk disewa. Setelah tawar menawar yang alot, akhirnya kami menyerah dengan harga 500rb untuk menjelajah 2 pulau, Pulau Kambing dan Pulau Liukang Loe.
Berenang di Pulau Kambing


Perjalanan ke Pulau Kambing kira-kira ditempuh selama 30 menit. Pulau Kambing ini kita tidak bisa menepi, tapi beneran bagus banget lautnya karena jernih. Karang-karangnya bisa kelihatan tanpa kita harus terjun ke dalam. Melihat jernihnya laut, aku bawaannya langsung pengen nyemplung. Akhirnya beneran nyemplung sih, wkwkwk, sayangnya nggak banyak ikan yang bisa dilihat disini.

Lanjut ke Pulau Liukang Loe, disini juga nggak terlalu oke buat snorkeling, tapi pantainya bagus dan cuma ada 1 warung yang jualan. Kami menikmati pantai disini sambil menikmati 1 buah kelapa utuh masing-masing. Karena panas, Mba Maya dan Mba Tiyas duduk aja di warung, cuma aku dan Mba Tuti yang akhirnya keliling pulau.


Tengah hari kami sudah balik lagi ke Tj Bira dan langsung menuju ke Pantai Bara. Menuju pantai Bara ini perjalanannya cukup sepi dan mblasuk hutan. Berhubung Zaki juga belum pernah kesini, akhirnya bermodal sotoy dan petunjuk seadanya kami sampai di Pantai Bara. Pantai Bara ternyata merupakan pantai private dari sebuah Resort terkenal disana *tempat kita numpang makan siang. Satu kata buat pantai ini "KEREEEEEEENNNNNN!!!"

Bubyeeee Pulau Kambing yg nggak ada kambingnyaa
Berhubung yang jual makan siang disini cuma restoran punya resort, jadi ya harganya emang mahal. Satu orang habis sekitar 100rb an lah. Tapi dari restoran terlihat hamparan Pantai Bara plus ada kursi malasnya tempat kita tidur siang abis makan. Disini kita malah nggak banyak foto-foto karena semuanya tertidur pulas! Ahahahaaa..

Pulau Liukang Loe yang sepi

Dermaga Pulau Liukang Loe
Pantai Bara yang menakjubkaaann
Masih terpesona dengan Pantai Bara

Penginapan kita
Menjelang senja, kami kembali ke tanjung Bira karena sunsetnya nggak kelihatan di pantai Bara. Kami menikmati sunset dari atas karena di bawah ramenya udah kayak pasar, wkwkwkwk. Setelah sunset, kami kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan istirahat. Malamnya, kami keluar sebentar untuk makan malam sekalian lihat-lihat pasar malam. Capek, kami kembali lagi ke penginapan.

Sunset di Tanjung Bira


28 Mei 2016

Makassar - Pulau Samalona - Pulau Kodingareng Keke
Mengejar masjid indah ini..
Palubasa Serigala
Kopi Toraja plus Pisgor
Jam 3 pagi aku sudah bangun dan langsung mandi, kemudian menyeret kakak-kakak cantik buat bangun juga *abisnya pada susah dibangunin wkwkwkwk. Jam 4 pagi kami sudah di mobil menuju Makassar. Si Zaki ngebut lagi karena aku bilang mau shubuhan di Islamic Center Dato' Tiro Bulumkumba, wkwkwk. Dari perjalanan pergi kemarin mesjid ini emang udah eyecathing banget kayak manggil-manggil buat mampir. Alhamdulillaah kesampean walaupun agak telat sih shubuhannya, jamaa'ah nya udah pada bubar. Oh iya, makassar ini terkenal dengan kota seribu mesjid, jadi jangan heran kalau tiap seratus meter kalian ketemu mesjid. Hehee.

Jam setengah 9an kami sudah sampai di Makassar dan langsung menuju Restoran Pallubasa Serigala buat sarapan. Kuliner khas makassar ini adalah sup daging sapi yang kuahnya dicampur dengan kelapa goreng. Dagingnya bisa milih antara jeroan atau daging sapi. Rempahnya bener-bener berasa. Kalau ke makassar, aku rekomendasiin banget deh ini!

Sampai di Pulau Samalonaa
Ke Makassar nggak nyobain kopi Toraja? Rugi bangeeet! Setelah sarapan, mendadak kami langsung belok ke Warung Kopi Dottoro yang terkenal. Menu kopi disini memang bukan seperti di cafe-cafe karena hanya menyediakan kopi hitam plus kopi susu. Bagi pecinta kopi, mesti kudu wajib mampir disini. Menikmati segelas kopi dengan pisang goreng di pagi hari.. hmm maknyuss!


Birunya Pulau Samalona
Puas santai-santai di warung kopi, kami menuju pantai Losari. Disini merupakan pelabuhan penyebrangan untuk ke Pulau Samalona. Kami menego beberapa orang untuk mengantar kami ke 2 pulau, Pulau Samalona dan Pulau Kodingareng Keke. Tetapi tidak ada yang mau beranjak dari angka 800rb rupiah. Hampir menyerah, ada adek kecil menghampiri kami dan mengiyakan tawaran kami menjadi 500rb rupiah. Horeeeee alhamdulillaah..

Menikmati Keindahan Pulau Kodingareng Keke dari atas Mercusuar
Perjalanan ke Pulau Samalona hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Aku kira si adek kecil ini hanya bertugas mencari pelanggan, tapi ternyata mereka lah yang mengantarkan kami ke dua pulau tersebut. Pertamanya sih sempat khawatir, tapi ternyata mereka cukup lihai membawa kapal. Sampai di Pulau Samalona yang indah, kami langsung mencari tempat meneduh. Sebenarnya gazebo itu disewakan dengan harga 50rb, tapi karena kami sudah kongkalikong dengan penyewa sebelumnya bahwa kami teman mereka, jadi ga bayar deh. wkwkwwkk..

Lebih sepi daripada Pulau Samalona
Pulau Samalona ini cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan, terutama di hari minggu seperti ini ya. Mungkin karena letak pulau ini yang cukup dekat dengan kota Makassar. Fasilitas di pulau ini juga sudah cukup lengkap. Panas terik tengah hari bolong membuatku enggan nyebur untuk snorkeling, yaah selain karena sudah tidak ada baju ganti juga sih.. hahaa.
Dermaga Pulau Kodingareng Keke

2 Nakhkoda cilik kami
Sejam kemudian, kami beranjak ke Pulau Kodingareng Keke. Pulau ini jauh lebih sepi daripada Pulau Samalona. Beberapa tenda terlihat berdiri disini. Suasananya yang tidak begitu ramai cocok untuk bersantai sambil menikmati birunya lautan. Toilet juga tersedia di bawah mercusuar, tapi kita harus membeli air seharga 5rb rupiah per dirigen karena memang disini sulit air tawar. Kami agak berlama-lama disini sambil berfoto-foto. Sejam kemudian, kami sudah di kapal menuju Makassar.

Perjalanan kembali ke Makassar agak menakutkan karena ternyata semakin sore ombaknya semakin besar. Kurang lebih satu jam, akhirnya kapal kami berhasil menepi. Kami berfoto dulu dengan 2 nakhkoda kecil kami yang keren sambil berpamitan. Mudah-mudahan kalian sukses ya deeek.

Belum makan siang, kami mampir di salah satu makanan wajib jika berkunjung kesini. "Konro Bakar Karebosi". Nggak usah ditanya deh rasanya kayak gimana, karena emang enak banget yeeh. Iga Bakar empuk berbumbu kacang ditambah kuah yang segeeerrr.. Huweee jadi pengen lagi.

Setelah makan, kami menuju bandara sambil mampir beli oleh-oleh khas Makassar, terutama kopi Toraja. Ternyata, perjalanan menuju bandara yang kami kira dekat, diwarnai oleh kemacetan yang cukup membuat kami khawatir ketinggalan pesawat. Hahaaa.. Tapi alhamdulillaah kami tiba setengah jam sebelum keberangkatan. Kami pamit pada Zaki dg berpesan semoga bisa jalan bareng lagi ke Tana Toraja yaaa..
Dermaga Pulau Kodingareng Keke
Okee.. sekian dulu cerita trip kali ini.. masih banyak cerita trip yang menunggu ditulis.. maklum mood penulisnya suka naik turun, kalau ada yang mau traktir KFC mungkin si penulis bakal termotivasi buat cepet-cepet nulis petualangan berikutnyaa.. wkwkwk..

Bhaaaaaayyyyy... *kiss&hug


Noted :

Total Expense Per Orang (termasuk tiket pesawat, hotel, sewa mobil) Rp. 2.350.000,-



Comments