Explore Bandung 6 - 8 Mei 2016

Hai travellers,

Kali ini kita akan mengunjungi Bandung lagi. Kita bertemu teman baru kali ini, yaitu temen pengajiannya Gesa di Masjid Al-Azhar. Aku kenalin nih, pertama namanya Dany yang sepanjang perjalanan kerjaannya curhat. Satu lagi namanya Mega. Dia ini pimpinan regu karena yang paling banyak maunya. wkwkwkwkk.. Kalau Gesa udah tau kan yaa.. dia ini satu kantor sama aku. Berhubung dia lulusan ITB yang berarti lama di Bandung, jadi semua akomodasi kita serahin semuanya sama dia.

Tebing Keraton View, keliatan kan itu megang batu kenceng banget.. :P


6 Mei 2016

Kita naik kereta pagi, aku naik dari stasiun bekasi, yang lain dari Gambir. Kami sampai di stasiun Bandung jam 10.30 yang meleset setengah jam dari perkiraan awal. Kami dijemput oleh Bapak supir karena kami menyewa mobil selama 2 hari seharga 350rb per hari belum termasuk supir.  Kelaparan, kami mampir ke Pascal Food Market, aku memesan Iga Pak Jangkung yang enak bin pedes itu. Jam 1 siang kami baru berangkat menuju Kawah Putih.


KAWAH PUTIH - CIWIDEY
Sampai jugaaa disini
Satu jam kemudian kami sudah sampai di Ciwidey yang kata bapak supirnya tercepat dalam sejarah persupiran dia menuju Kawah Putih. Tapiiiiii.. antrian masuk ke Kawah Putihnya memakan waktu sekitar 1.5 jam.. ahahaaa.. sama ajaaaa.. Sebelum masuk ke kawah putih kami mampir ke musholla dulu berhubung udah Ashar. Jam 4 kami baru masuk ke kawah *padahal tutupnya jam 5. Karcis masuk per orang sih 18rb yaa.. tapi parkir mobil di atasnya 150rb..

Rame yaa.. liburan sih..
Masuk kawasan kawah putih.. kayak pasar! rame banget.. ya maklum karena ini loong weekend. Kami mencari spot sepi agak masuk ke kawah biar fotonya oke punya. Saran sih di bawah ini jangan lama-lama karena bau belerangnya menyengat banget. Belum puas foto-foto rintik hujan mulai berjatuhan yang memaksa kami untuk kembali ke atas karena tidak bawa payung.
Hujan mulai deras tapi jalan menuju ke atas padat orang. Apalagi disini tidak ada tempat untuk berteduh, jadi kami mulai pasrah basah kuyup sambil curi-curi nempel ke payung orang. wkwkwkk..
Walaupun gerimis mengundang.. gw masih sempet gaya..


SITU PATENGGANG

Kami keluar dari kawah putih jam 17.30. Sebenernya udah kesorean sih untuk menuju kesini, tapi kami merasa tanggung kalau tidak kesini. Akhirnya kita nekat menuju kesini. Sepanjang perjalanan, kami melewati perkebunan teh Rancaupas yang kereeeen banget. Lumayan puas sih walaupun kita sampai di situ Patenggang udah gelap jadi nggak keliatan apa-apa. Hahaaa..
Nggak keliatan apa-apa.. udah malem.. dingin.. basah keujanan.. kucel pula.. wkwkwk
Di parkiran Situ Patenggang akhirnya kami numpang ganti baju plus sholat sekalian mampir ke warung. Daaaannn hujan-hujan begini enaknya apaaa.. indomie rebus telor lah yaaaa.. wkwkwk.. *teteep.

Dari Situ Patenggang kami langsung balik ke Bandung, tepatnya ke penginapan di daerah Dago deket persimpangan McD. Penginapan ini di booking oleh Gesa. Konon katanya dulunya memang mantan kosannya dia, cuma depannya berupa paviliun 2 lantai yang kami sewa seharga 400rb semalam. Untuk harga segitu, paviliun ini udah cukup wow lah.
Paviliun 2 lantai kita yg keceee..


7 Mei 2016

Pagi-pagi sekali sekitar jam 5 pagi kami sudah siap berangkat ke Tebing keraton. Kami ingin mengejar sunrise (tadinya), tapi apa daya kami lelah kakaaa.. jadinya berangkat ketika matahari mulai muncul. Kami membeli sarapan terlebih dahulu agar nantinya tidak kelaparan. Berhubung deket McD dan hanya itu yg sudah pasti buka, akhirnya kami mampir dulu.


TEBING KERATON

Dari persimpangan Dago, ternyata tidak sampai setengah jam kami sudah memasuki TAHURA (Taman Hutan Raya Ir Juanda) karena jalanan memang masih sepi. Tebing keraton terletak lebih di atas lagi. Mobil hanya boleh sampai di parkiran saja dan ke atas harus menggunakan ojek lokal yang dikenakan biaya 50rb PP per orang.
Negri di Atas Awan versi Tebing Keraton.. 06.15 AM
Nggak bisa ditawar, akhirnya kami mengalah sama akang ojek. Menuju pintu masuk Tebing Keraton menggunakan ojek itu tantangan tersendiri karena jalanannya licin. Bahkan ada beberapa pengunjung nekat yang menggunakan motor sendiri akhirnya selip dan terjatuh *padahal mas2 ganteng loh.. kaciaaann. Mendekati Pintu Tebing Keraton aku terkesiap karena Masyaallaah bagus banget! Hamparan awan yang mengintip di lembah-lembah itu... abang ojeknya sampe ketawa saking aku hampir lompat kegirangan di belakangnya.. hahaha..
Tetep eksis yaaahh..
Rasanya berabad menunggu kedatangan ojek lainnya. Kami akhirnya membeli tiket seharga 11rb. Itu sudah termasuk tiket ke TAHURA. Masuk ke dalam kawasan yang nggak jauh, kami langsung menemukan pemandangan Tebing Keraton yang terkenal itu. Beneran kalau pagi baguuuss banget karena masih ada awannya. Berasa Negeri di Atas Awan *sambil nyanyi ala Katon Bagaskara. Kalau sudah siang sih terasa biasa aja ya karena pemandangan lembah saja yang didapat.


ARMOR COFFEE
Suasana di luar Armor Coffee
Ini dia kopinyaa.. plus teh
Untuk berkunjung ke kafe ini kita harus masuk dulu ke kawasan TAHURA pakai tiket yang sebelumnya dari tebing keraton. Cafe ini lumayan banyak direkomendasikan oleh para instagramer karena memang suasananya asik di kelilingi oleh hutan pinus dan beberapa pohon Lily. Kopinya sendiri ada arabica maupun robusta, tapi jangan cari aneka kopi seperti cappuchino dan saudaranya disini yaa karena memang mereka tidak menyediakan. Pokoknya maksimal kopi susu. Bagi pecinta kopi, hal ini pasti nggak masalah karena emang kopinya maknyuus brooo! Apalagi diminum pagi-pagi dingin begini ditemani sepiring singkong keju atau pisang goreng.. kebayang nggak maknyus nya?
Dalam cafe Armor

FLOATING MARKET LEMBANG

Dari Tebing Keraton kita langsung kesini karena penasaran aja sih sebenernya. Tapi emang bagus pemandangan di dalemnya. Tiket seharga 20rb bisa kita tukar dengan segelas susu coklat hangat atau beberapa pilihan lainnya. Tempat ini sebenarnya restaurant sih, cuma konsepnya dibuat seperti tempat rekreasi. Kalau mau membeli makanan disini sistemnya kita harus menukar uang dengan kupon, agak mirip dengan Eat and Eat. Bedanya, kuponnya seperti pecahan uang, ada yg 5rb dan 10rb.




FARMHOUSE LEMBANG

Kenapa kita mampir kesini? karena kita mau nyusuu.. wkwkwk.. Harga tiket masuk ke Farmhouse Lembang juga 20rb, itu kita udah dapat segelas susu atau 1 buah sosis bakar. Di dalem sini berasa kayak di Eropa suasananya. Beberapa arsitektur memang dibuat bergaya Eropa baik gedung maupun tamannya. Isi gedungnya? tempat jualan makanan kecil maupun restoran, tapi kalau mau makan disini lihat-lihat dulu harganya yaa.. karena memang lumayan mahal. Oh iya, farmhouse ini juga terkenal dengan rumah hobbitnya. Kalau hari libur, kita harus mengantri untuk bisa berfoto di depan rumah hobbit. Berhubung hari sedang panas-panasnya, jadilah kami hanya berfoto di pinggir aja.. hehe..

Di depan rumah Hobbit


GRAFIKA CIKOLE
Gini deh kalo yg jalan-jalan Ibu-Ibu pengajian.. wkwkwk...

Malah ketemu brondong
Masih berlanjut kesini karena permintaan Ibu Mega. Cikole ini merupakan kawasan penginapan yang dikelilingi hutan pinus. Villa-villa disini didirikan dengan tema pondok kurcaci sehingga memang beratap pendek serta ada patung-patung kurcaci-nya snow white di sekitarnya. Ada juga camping groundnya loh. Walaupun sudah pernah berkunjung kesini, aku nggak pernah bosan karena memang suasananya enak. Hutan pinusnya itu loh... kereeen.


Naik-naik.. ayo terus naikk..

LAWANG WANGI CREATIVE SPACE & CAFE
Ini dia menu malem kitaa..
Masih memenuhi permintaan Ibu Mega, kita melewati Dago Pakar untuk kembali ke penginapan dan akhirnya mampir kesini menjelang maghrib. Agak sayang sih, karena cafe ini berada di lembah dan akan lebih bagus pemandangannya di siang hari ketika matahari masih melek. Tapi jangan salah, pemandangan di dalam nggak kalah bagus dengan pemandangan di luar. Sesuai namanya, cafe ini memang semi tempat pameran seni. Jadi banyak sekali hal menarik yang dapat kita nikmati sambil menunggu antrian maupun menunggu pesanan datang.


Sekian perjalanan kami kali ini. Esok paginya kami berangkat masing-masing menggunakan travel *karena tujuannya beda-beda. Sampai jumpa lagi!


Quote :

"Pada setiap perjalanan pasti ada  pembelajaran.. karena pengalaman merupakan guru.. apapun bentuk pengalaman tersebut" - MN-


Comments