|
Ceritanya serius ngambil foto.. hahaa.. at Pantai Timang |
Berbekal nodong janji jalan-jalan ke kedua sohib kuliah di Jogja, Ical dan Sulis, akhirnya jadi juga aku minta dianterin ke pantai Gunung Kidul. Yah, walaupun di detik-detik terakhir si Ibu Pejabat mengundurkan diri karena ada tugas negara dan detik-detik terakhir pula aku memutuskan untuk mengajak Shinta, temen KKN aku dan Ical, yang alhamdulillaah tanpa Babibu rela diseret untuk jalan-jalan.
Senin pagi, tanggal
21 Desember 2015, mengendarai mobil pinjaman dari sang Ayah, Pak Imam Suyanto, yang juga dosenku, ahahahaa, Ical menjemputku di kosan Mba Ita jam 6 pagi. Kemudian kami menuju rumah Shinta di area Keraton Jogja. Ribut-ribut karena salah parkir di depan rumah Ibu tetangga galak, akhirnya kami berhasil berangkat dengan mulus tanpa ada yang babak belur maupun ban mobil yang dikempesin *seriusan itu Ibu-Ibu bilang gitu loh.
Kami berempat, Shinta mengajak sepupunya, mampir dulu di soto enak nggak tahu apa namanya untuk sarapan *babat gorengnya endeeeeezz, kemudian lanjut menuju Wonosari.
Pantai Timang
|
The Famous "Kereta Gantung" |
Aku tahu pantai ini dari internet. Ketika dikasih tahu tentang variety show Korea yang berjudul "Barefoot Friends" yang katanya syuting disana, aku cuma bilang "oooooohh.." karena memang baru tahu. Padahal ngakunya suka Korea, tapi nggak tahu.. ahahaaa.. Yahh seperti yang dibilang sama temenku, "Semua ada waktunya yaa.." *Maksudnya nyindir aku yang tiba-tiba jarang ngomongin Korea :P
|
Ini loh tenaga penariknya |
Perjalanan menuju pantai Gunung Kidul Wonosari memakan waktu kurang lebih 3 jam. Mungkin akan lebih cepat jika jalannya tidak menanjak dan berbelok-belok. Kami mengambil jalan yang melewati Kota Wonosari. Ketika sampai di pertigaan antara arah Pantai Baron atau Pantai Siung, ambil yang ke arah Pantai Siung. Jalan ke arah Pantai Siung mengecil tapi masih dilapisi aspal nan mulus, okelah untuk berkendaraan. Di samping kanan-kiri jalan juga masih banyak pohon-pohon yang dapat kita nikmati sambil ngemil *loh? Untuk orang yang lama di Jakarta seperti aku, pemandangan selama perjalan ini saja sudah seperti hiburan tersendiri. Aku merasa legaaa.. nggak tahu kenapa.
|
Pantai Timang, here we come! |
Berbekal panduan dari Google Maps, kami mencari belokan kanan ke arah Pantai Timang yang terletak sebelum pantai Siung. Kami sempat berbelok di jalan tanpa aspal karena memang si Google Map mengarah kesitu. Tapi berhubung kata Shinta, yang sudah pernah kesana, dia bukan lewat situ sebelumnya, akhirnya kami bertanya pada penduduk setempat yang dijawab Belokannya di gang satu lagi di depan dan nanti harus naik ojek, nggak bisa pakai mobil. Mundur, karena nggak bisa puter balik, kami balik ke jalan raya sebelumnya. Sekitar 300m, kami menemukan belokan ke kanan lagi yang di ujungnya ada papan kecil (papannya serius bener-bener kecil loh) bertuliskan "Pantai Timang". Kami langsung belok, dan ternyata jalanannya nyambung sama belokan yang sebelumya. Gubraaak. Capeek deh paaakk.. harusnya tadi nggak usah nanya yaa. Ahahaaa.
|
Enaknya kalau bawa orang yang suka Moto, foto kita jadi banyak, ahahaa |
|
Ini behind the scenenya merangkak.. ahahahaa.. pake uji coba dulu |
Menurut Shinta, ada parkiran mobil di dekat Pantai Timang, jadi nggak usah pakai ojek. Akhirnya kami lanjut saja, tapi akhirnya aku mengerti kenapa si Bapak menyarankan pakai ojek, karena jalanan yg di conblock cuma setengah saja, sisanya jalanan hasil batu-batu yang dipadatkan disertai dengan tanjakan dan turunan yang curam. Masalahnya adalah, aku agak nggak percaya sama skill nyupirnya Ical sampe-sampe menyerahkan nyawa ditangannya dengan jalan ala Jet Coaster begitu. Ahahahaa. Yang kedua, kasian mobil Pak Imam.
Alhamdulillaah kami sampai juga di Pantai Timang. Walaupun musim hujan, alhamdulillaah kami mendapat cuaca yang cerah sehingga bisa menikmati perpaduan birunya Langit dan Laut. Pantai Timang ini terdapat kereta gantung yang dapat mengangkut maksimal dua orang sekali angkut ke tebing seberang dengan harga 200rb/orang. Biasanya digunakan oleh nelayan setempat untuk mencari lobster. Kereta gantung ini hanya terbuat dari kayu biasa dan tali tambang plastik dan ditarik oleh tenaga manusia. "Kalau hanya berfoto di tengah, cukup bayar 50rb saja" kata mas2nya yang langsung aku jawab dengan kata "Tidak". Si Ical yang aku suruh nyebrang malah bilang "Gila aja mempertaruhkan nyawa kayak gitu". *lebay nggak sih dia?
Intinya, nggak seorang pun dari kita yang mau nyebrang. Akhirnya kami hanya berfoto-foto di balkon gantung dengan biaya Rp5rb bisa foto sepuasnya. Ahahaaa..
|
Pantai Timang |
Pantai Jogan
|
Air Terjun Jogan, airnya kelihatan bersih yaa.. |
Lanjut dari Pantai Timang, kami ke Pantai Jogan. Pantai Jogan ini terletak dalam kawasan pantai Siung. Jadi, sebelum Pantai Siung, ada belokan ke kanan menuju Pantai Jogan. Jalanan di kawasan Pantai Siung ini sudah tercover aspal semua. Mungkin karena sudah banyak wisatawan yang kesini ya. Khas dari pantai Jogan ini adalah air terjunnya. Air terjun tawar ini berasal dari sungai yang mengalir ke tebing di tepi pantai. Ngomong-ngomong nggak usah deh mandi di bawah air terjun ini karena setelah kena airnya aku jadi gatal-gatal. Maklum, air muara yang nggak tau apa aja yang tercampur di dalamnya, hehee.
|
Pantai Jogan dari Bawah Air Terjun |
|
Hati-hati ya turunnya.. |
Di bawah air terjun, terdapat gua kecil yang dapat kita kunjungi. Pemandangan dari dalam bagus, karena kita dapat menikmati pemandangan pantai Jogan melalui air terjun. Hati-hati jika mau turun ke gua karena sangat licin dan curam. Karang-karangnya juga cukup tajam. Perjalanan ini meninggalkan jejak 3 sayatan lumayan di tanganku yang sekarang belum hilang.
|
Gua di bawah air terjun Jogan |
|
Percobaan kedua gangguin kupu-kupu,
percobaan pertama nggak di post karena terlalu sadis, 18++ |
Satu lagi yang khas dari pantai ini adalah banyaknya kupu-kupu berwarna kuning. Aku yang memang suka kupu-kupu malah mengganggu mereka yang lagi berkumpul. Kebayang nggak sih, sekitar 100 kupu-kupu atau bahkan lebih terbang bersamaan di sekeliling kamu? Its very beautiful moment, nggak bakal kelupain deh. Dan anehnya, setelah aku gangguin, kupu-kupu itu tetap berkumpul di tempat yang sama. Lagi ngapain sih? *Kepo.
Pantai Siung
|
Pantai Siung dari Tebing |
Pantai ini parkirannya memang paling luas. Mungkin karena pantai ini yang paling terkenal dan paling banyak pengunjungnya. Kami makan siang disini dan shalat. Setelah itu kami naik ke bukit sebelah kiri yang ternyata harus bayar 1000 rupiah. Nggak rugi sih, karena pemandangan yang disajikan dari atas tebing itu kereeeeen bangeeeeett. Nggak nyesel deh mengeluarkan keringat sampai ke atas sini gara-gara tangga yang curam. Di atas sini terlihat pemandangan pantai Siung yang kebiru-an. Pantai oh pantai, salah satu cara terbaik untuk melepas penat dan lelah. I feel... FREEEE..
|
I am Freeeeeeeeeeeeee.... |
|
Ngelamunin *ini kira-kira bisa turun nggak ya dari sini? |
Berhubung aku sakit perut, mungkin gara-gara kebanyakan ngemil di mobil, akhirnya kami memutuskan untuk nggak lanjut ke puncak dan turun.
|
Berjalan di tepi pantai... Bertiup angin berhembus.. *sing a song Btw abis ini si Shinta kepleset, sayang nggak ke-capture momentnya.. *sigh... |
|
Pantai Wedi Ombo
|
Pantai Wedi Ombo th. 2007, Bersama Geofisika UGM 2006 |
Pantai ini sebenarnya sudah pernah aku kunjungi di tahun 2007 bersama teman-teman seangkatan Geofisika UGM. Dulu belum ada warung dan belum ada parkiran. Masih perawan. Ketika aku kembali kesini, aku langsung disambut tulisan besar mentereng "Pantai Wedi Ombo" yang pastinya dulu belum ada. Parkirannya pun sudah bagus dan sudah banyak yang berjualan. Tapi sayangnya, seperti tempat wisata yang terkenal lainnya, BANYAK SAMPAH.
|
Menyusuri pantai Wedi Ombo yang jauh dari keramaian dan.. sampah |
Berhubung si supir udah capek, akhirnya kita bertiga aja yang menyusuri pantai wedi ombo. Daripada dipaksain terus kita nggak bisa pulang kan berabe. Aku bisa sih nyetir, gigi satu tapi, nggak tahu kan sampenya di Jogja kapan. Ahahahaa
|
Beautiful right? |
Kami pulang sekitar jam 3 sore berhubung si Shinta dan sepupunya mau kondangan. Sepanjang perjalanan pulang, kami disambut oleh hujan super deras. Alhamdulillaah sampai Jogja dengan selamat sentosa aman dan sejahtera.
Okay, selesai sudah jalan-jalan hari ini.. sampai berjumpa di trip selanjutnya!
|
Nggak tau itu nunjukkin apa |
wihh ekstreme banget tuh buat nyebrang ke pantai timah, liat ombaknya yang besar juga. fiuhh
ReplyDeleteahaha.. iyaa.. bawahnya langsung karang-karang gitu.. satu lagi, nggak ada asuransinya yaa resiko ditanggung sendiri.. wwkwkwk
Deletewihhhh....
ReplyDeleteaqiqah jogja