Backpacker ke Jepang 21-28 November 2015 -- Kyoto Episode

Episode kali ini masih berkisah tentang dua bocah petualang yang nekat backpakeran ke Jepang! Posting kali ini kami sudah pindah ke Kyoto..

Kyoto Tower at Night

25 November 2015

Kyoto Station
Jam 5 pagi kami sudah sampai di Kyoto. Kesan pertama adalah Kyoto lebih dingin daripada Tokyo! Gerimis, kami menggeret koper kami menuju Kyoto station yang untungnya cukup dekat dengan pemberhentian bus. Sesampainya di stasiun kami langsung mencari restroom untuk bersih-bersih dan berganti pakaian. Ternyata, pagi-pagi begini toiletnya sudah penuh dengan orang yang mau bersih-bersih juga.
Taiyaki yang enak kata Dhea, Arashiyama


One Day Pass Bus Card (1300 Yen)
Setelah itu kami ke bagian informasi untuk menanyakan tempat membeli tiket bus. Sampai di bagian informasi ada tulisan "ENGLISH GUIDE 10.00 AM - 05.00 PM", yang 24 jam hanya japanese saja. Kami berfikir tidak mungkin menunggu sampai jam 10 pagi karena akan membuang banyak waktu. Akhirnya kami nekat masuk dan bertanya pakai bahasa seadanya (baca : bahasa monyet alias bahasa tubuh ^^) sambil menunjukkan Gambar Tiket Bus yang kami mau kepada petugasnya. Beruntung petugasnya mengerti, kami langsung ditunjukkan denah dan dijelaskan letak loket tiket Bus yang ternyata ada di depan Kyoto Tower. Beruntung lagi kami bertemu kakek-kakek yang mau kesana juga dan bisa berbahasa Inggris walaupun sedikit. Akhirnya kami diantar oleh kakek-kakek itu. Sepertinya kakek itu berfikir ini dua anak kecil kasihan banget kalo nyasar.. ahahaa..

Si Pedagang aneka seafood, Arashiyama

Akhirnya pilihan jatuh pada Cumi Besar nan Gendut ini, enaak -- 600 yen

Kami memutuskan untuk menitipkan koper di locker baggage di dalam stasiun, bukan yang diluar. Setelah itu kami mampir ke 7eleven membeli bekal dan menunggu jam 8 untuk membeli tiket Bus 1day pass seharga 1200 yen, 1300 kalau mau ke daerah Daigo. Di Kyoto ini memang ada kereta, tetapi tempat wisata atau kuilnya lebih dekat dijangkau oleh Bus. Stasiun kereta disini tidak selengkap di Tokyo. Itulah mengapa kami memutuskan untuk membeli tiket Bus. Satu lagi, mengenai tulisan, disini lebih jarang ada tulisan latin, jadi kalau mau berhenti di halte bus, kami menyamakan tulisan kanjinya, hahahaaa.
http://youinjapan.net/maps/kyoto/kyoto_bus_map_jap.jpg 

Kue Beras isi Kacang Merah yang endeez banget (250 yen isi 5 buah), Kiyomizudera

Oh iya, selain itu di Kyoto ini banyak sekali dijumpai makanan-makanan tradisional Jepang. Akhirnya aku mengalah oleh rasa penasaran daripada isi dompet. Ahahaaa

Beli ini karena inget banyak yang makan di film-film Jepang, penasaran rasanya yang ternyata kue beras dipanggang terus dikasih saus sejenis kecap dan gula merah (300 yen), Kiyomizudera


ARASHIYAMA (SAGANO BAMBOO FOREST)

Togetsukyo Bridge, Arashiyama
Perhentian pertama kami kesini karena kalau sore takut hujan dan sudah gelap sehingga tidak ada yang bisa dilihat. Disini kami turun di halte sebelum jembatan dan berjalan kaki menuju Tenryuji Temple dan Bamboo Forest. Banyak yang melakukan pre-wed disini loh! Harga tiket masuk Tenryuji 500 yen.

Pre wedding ala Jepang, kereeen

Banyak orang sih, tapi tetep bisa lah foto

Kesan pertama di Kyoto adalah Bagus Banget! karena ternyata disini feel autumnnya udah kerasa dan disini lebih Jepang banget suasananya tidak seperti Tokyo yang sudah dipenuhi gedung-gedung bertingkat. Banyak rumah-rumah tradisional yang kami lewati selama naik bus.

Suasana di Halaman Kuil

Traditional House
Salah satu Kuil di Arashiyama

Arashiyama (嵐山) is a pleasant, touristy district in the western outskirts of Kyoto. The area has been a popular destination since the Heian Period (794-1185), when nobles would enjoy its natural setting. Arashiyama is particularly popular during the cherry blossom and fall color seasons.
The Togetsukyo Bridge is Arashiyama's well known, central landmark. Many small shops, restaurants and other attractions are found nearby, including Tenryuji Temple, Arashiyama's famous bamboo groves and pleasure boats that are available for rent on the river. -- www.japan-guide.com
Bamboo Groves yeaah

Kalau nggak mau capek muter-muter Arashiyama bisa naik becak ini

KINKAKUJI TEMPLE ( KUIL EMAS )

Selanjutnya kami menuju Kinkakuji si Kuil Emas (400 yen). Memang kuil ini bagus, dan ramai dikunjungi orang. Awalnya aku mengira bisa memegang badan si kuil, ternyata dipagari. Ahahaa.

The Golden Pavilion

Kinkakuji (金閣寺, Golden Pavilion) is a Zen temple in northern Kyoto whose top two floors are completely covered in gold leaf. Formally known as Rokuonji, the temple was the retirement villa of the shogun Ashikaga Yoshimitsu, and according to his will it became a Zen temple of the Rinzai sect after his death in 1408. Kinkakuji was the inspiration for the similarly named Ginkakuji (Silver Pavilion), built by Yoshimitsu's grandson, Ashikaga Yoshimasa, on the other side of the city a few decades later.
Bukti.. kekekee..

Kinkakuji is an impressive structure built overlooking a large pond, and is the only building left of Yoshimitsu's former retirement complex. It has burned down numerous times throughout its history including twice during the Onin War, a civil war that destroyed much of Kyoto; and once again more recently in 1950 when it was set on fire by a fanatic monk. The present structure was rebuilt in 1955. www.japan-guide.com


EIKANDO  dan NANZENJI TEMPLE

The Maple Trees
Lanjut menuju Eikando dan Nanzenji yang berada dalam satu komplek (600 yen), kami mengobrol dengan pasangan Bule dari Arizona. Mereka memberikan kami saran tempat-tempat mana yang wajib kami kunjungi. Sayangnya, kami  tidak mampir ke Nara yang menurut mereka bagus. Oke! lain kali kalau kami kesini lagi. Ahahaa.
Kolam di tengah Kuil

The River Side


Bukti :P
Eikando (永観堂, Eikandō), formally known as Zenrinji Temple, belongs to the Jodo sect of Japanese Buddhism. Located just north of the large temple complex of Nanzenji, Eikando is very famous for its autumn colors and the evening illuminations that take place in fall. The temple has a long history, and there are a variety of buildings and a pond garden that visitors can explore.www.japan-guide.com

Nanzenji Temple (南禅寺), whose spacious grounds are located at the base of Kyoto's forested Higashiyama mountains, is one of the most important Zen temples in all of Japan. It is the head temple of one of the schools within the Rinzai sect of Japanese Zen Buddhism and includes multiple subtemples, that make the already large complex of temple buildings even larger. www.japan-guide.com

Aku dan Dhea sepakat, di kuil inilah view autumn yang paling bagus di antara tempat-tempat lain yang kami kunjungi.






GION

Kami cuma mampir sebentar aja disini siapa tahu ketemu Mbak2 Geisha. Ketemu sihh tapi nggak sempet foto. Ahahahaa. Isinya disini bar-bar sepanjang jalan yang nggak mungkin kita masukin.
Suasana di Gion

GUESTHOUSE KYOTO EKIMAE

Guesthouse ini kami booking dari Booking.com. Ini adalah tempat tinggal yang paling oke dan paling bersih selama kami di Jepang. Hostnya sangat ramah walaupun dia nggak bisa bahasa Inggris. Sayangnya, tangga ke kamarnya tidak memungkinkan bagi kita yang membawa koper. Kami menggotong koper kami ke atas dengan susah payah soalnya. Haahaa.


26 November 2015

Pagi-pagi sekali kami sudah menuju Kyoto Station untuk membeli tiket bus One Day Pass sekalian mencari sarapan dan bekal.

KIYOMIZUDERA TEMPLE

Kiyomizudera Temple

Katanya, kalau mengunjungi Kyoto, Kuil ini adalah kuil yang wajib dikunjungi (300 yen). Sepanjang jalan menuju kuil ini yang ternyata menanjak, sekelilingnya merupakan toko-toko souvenir yang bergaya Jepang. Kuil ini bagus sekali dikunjungi saat autumn seperti sekarang karena warna merah maple-nya mengelilingi si kuil. Belum lagi ditambah nuansa warna kuil ini yang memang berwarna Oranye. Si Dhea seneng banget karena oranye itu warna Teknik Perminyakan ITB, haaaa!

The Orang Tower

Depan Gate

Kiyomizudera (清水寺, literally "Pure Water Temple") is one of the most celebrated temples of Japan. It was founded in 780 on the site of the Otowa Waterfall in the wooded hills east of Kyoto, and derives its name from the fall's pure waters. The temple was originally associated with the Hosso sect, one of the oldest schools within Japanese Buddhism, but formed its own Kita Hosso sect in 1965. In 1994, the temple was added to the list of UNESCO world heritage sites.
Jalan menuju Kiyomizudera
Jepang Banget suasananya

Kiyomizudera is best known for its wooden stage that juts out from its main hall, 13 meters above the hillside below. The stage affords visitors a nice view of the numerous cherry and maple trees below that erupt in a sea of color in spring and fall, as well as of the city of Kyoto in the distance. The main hall, which together with the stage was built without the use of nails, houses the temple's primary object of worship, a small statue of the eleven faced, thousand armed Kannon. www.japan-guide.com
Ramenyaa

Salah Satu Kuil yg menjual jimat, tinggal pilih jenisnya



FUSHIMI INARI SHRINE
Toori Gates

Dari Kiyomizudera kami langsung menuju destinasi kedua, Fushimi Inari Shrine. Kuil ini terkenal karena seribu gatenya "Toori Gates" yang berwarna oranye. Setiap gates bertuliskan bahasa Jepang, mungkin rangkaian-rangkaian doa. Kami menyusuri gate tersebut, nggak sampai atas sih, karena selain jauh, hari juga sedang hujan walaupun tidak begitu deras. Disini juga terdapat banyak sekali makanan tradisional Jepang yang dijual sepanjang jalan menuju kuil, membuat perut saya langsung berbunyi. Mengalah pada perut, akhirnya aku membeli 1 porsi takoyaki isi 6 buah seharga 500 yen.
Tako-nya Gede-gede yaks
Penampakan si Takoyaki yang ngantrinya panjang banget

Fushimi Inari Shrine (伏見稲荷大社, Fushimi Inari Taisha) is an important Shinto shrine in southern Kyoto. It is famous for its thousands of vermilion torii gates, which straddle a network of trails behind its main buildings. The trails lead into the wooded forest of the sacred Mount Inari, which stands at 233 meters and belongs to the shrine grounds.
Fushimi Inari is the most important of several thousands of shrines dedicated to Inari, the Shinto god of rice. Foxes are thought to be Inari's messengers, resulting in many fox statues across the shrine grounds. Fushimi Inari Shrine has ancient origins, predating the capital's move to Kyoto in 794. www.japan-guide.com

Toori Gates versi Besar

NISHIKI MARKET
Nishiki Market

Pulang dari kuil, kami mampir di nishiki market yang terkenal. Nishiki market merupakan satu gang panjang yang diisi oleh penjual-penjual makanan mentah maupun matang. Aku dan dhea sempat menyicipi beberapa "pickles" dan ikan matang yang dijual di berbagai tempat. Disini kami juga membeli "Fish cakes" (300 yen) yang di depan warungnya tertulis label "Halal". Disini juga ada toko souvenir serba 100 yen yang murah loh! Bahkan lebih murah daripada di Tokyo dengan jenis barang yang sama.
Fish Cakes Halal yang rasanya macem2,, ada keju juga loh

Nishiki Market (錦市場, Nishiki Ichiba) is a narrow, five block long shopping street lined by more than one hundred shops and restaurants. Known as "Kyoto's Kitchen", this lively retail market specializes in all things food related, like fresh seafood, produce, knives and cookware, and is a great place to find seasonal foods and Kyoto specialties, such as Japanese sweets, pickles, dried seafood and sushi.
Nishiki Market has a pleasant, but busy atmosphere that is inviting to those who want to explore the variety of culinary delights that Kyoto is famous for. The stores found throughout the market range in size from small narrow stalls to larger two story shops. Most specialize in a particular type of food, and almost everything sold at the market is locally produced and procured. www.japan-guide.com
Toko Sovenir Serba 100 yen

RAMEN AYAM-YA
Penampakan si Kedai Ramen


Kami mampir lagi ke restoran ramen halal di Kyoto. Letaknya tidak begitu jauh dari Kyoto Station. Ikuti saja jalan depan Tokyo Tower. Ramen disini menurut kami enak, waitress nya bisa bahasa Indonesia loh. Satu porsi ramen disini rata-rata diberi harga 800 yen.

Ramen Pesenan aku

Comments