Innocent [ KyuMin FanFiction ] Chapter 3

HAPPY READING !
Chapter 3


Sungmin, Donghae, Eunhyuk dan Ryeowook berada di sebuah restoran tradisional Korea. Di depan mereka, tersaji 2 piring toppoki, 4 mangkuk ramyeon, 2 piring kimbap, 2 piring mantao serta 3 botol soju. Mereka baru saja selesai karaoke dan merasa sangat lapar. Jadi, disinilah mereka. Memesan berpiring-piring makanan. Apalagi ada Donghae dan Eunhyuk yang mempunyai ruang lambung berlebih, dapat dipastikan mereka akan menambah lagi nanti.
"Waahhh.. aku puas sekali berteriak-teriak tadi.." ujar Ryeowook.
"Yaa… aku juga puassss.." jawab Sungmin.
"Hei ternyata duet kalian bagus sekali.." ujar Ryeowook pada Donghae dan Eunhyuk.
"Iya, aku juga tidak menyangka, sepertinya kami akan mulai rekaman.." kekeh Donghae.
"Ya! Aku tidak mau rekaman bersamamu!" ujar Eunhyuk sadis. Mereka tertawa dan kemudian mulai makan diselingi beberapa obrolan-obrolan ringan. Ternyata mereka memang sangat lapar.
.
.
.
"Min.. apakah kau masih menyimpan surat dari putra mahkota 9 tahun lalu?" celetuk Donghae ketika mereka sudah selesai makan dan beristirahat sejenak sambil meminum soju.
"Surat dari putra mahkota?" Tanya Eunhyuk heran, menatap Sungmin, begitu juga Ryeowook.
"Kenapa tiba-tiba kau mengungkit itu Hae?" tanya Sungmin.
"Kau benar-benar mendapat surat dari Putra Mahkota?" teriak Ryeowook, tidak memberi kesempatan pada Donghae untuk menjawab.
"Bagaimana bisa?" tambah Eunhyuk.
"Kenapa kau tidak pernah cerita?" tuntut Ryeowook lagi.
Donghae tersenyum menang. Ia tahu topik pancingannya berhasil. Ia yakin Ryeowook dan Eunhyuk akan meneruskannya mencecar Sungmin. Benar saja, Sungmin akhirnya mengalah dan menceritakan semuanya pada Eunhyuk dan Ryeowook.
.
.
.
"Kau gila Lee Sungmin! Mengejek putra mahkota seperti itu! Beruntung kalian tidak dipenjara!" ujar Eunhyuk.
"Ne.. kami memang beruntung.. hehee.." jawab Sungmin.
"Lalu dimana surat itu?" Tanya Ryeowook penasaran. Donghae kini mulai menatap ketiga sahabatnya dengan tertarik. 'Ini dia!' batinnya.
"Huh? Sepertinya masih ada di laci kamarku.. entahlah, aku belum pernah membukanya lagi" jawab Sungmin.
"Jinjja? Bolehkah kami melihatnya Min? Kan jarang-jarang ada surat seperti itu.." bujuk Eunhyuk diikuti tatapan memelasnya yang diimut-imutkan. Tentu saja tidak cocok dengan image Eunhyuk yang selalu judes itu. Jika saja Donghae tidak penasaran dengan surat itu, ia pasti sudah meledek Eunhyuknya.
"Baiklah, lagipula kalian kan akan menginap di rumahku.." ujar Sungmin.
"Yeaaayyyyyy!" teriak Ryeowook girang. Donghae tersenyum menang.
"Aku ikut, aku juga mau lihat" celetuk Donghae.
"Mwo? Kau juga belum lihat?" Tanya Eunhyuk.
"Sungmin belum pernah menunjukkannya padaku" sahut Donghae.
"Arrasseooo.. kita lihat bersama" ujar Sungmin.

###

Mereka berempat sudah berada di kamar Sungmin, mengelilingi sebuah meja kecil berbentuk persegi di atas karpet tebal. Sungmin meletakkan nampan berisi cemilan dan minuman di atas meja tersebut kemudian beranjak menuju laci nakasnya. Ia ingat dimana ia meletakkan benda tersebut walaupun hanya tergeletak begitu saja. Sungmin menyimpannya karena kedua benda tersebut terlihat sangat bagus. Lagipula, siapa sih yang akan membuang benda seperti itu? Jarang sekali kan ada orang yang beruntung mendapat benda seperti itu? Sungmin menyimpannya sebagai cindera mata. Sungmin membuka laci ketiganya dan mengeluarkan gulungan perkamen berlapis beludru serta sebuah kotak berlapis beludru berwarna sama, merah dan emas. Ia beranjak menuju meja dan meletakkannya di depan ketiga sahabatnya.
"Huh? Ada kotak juga? Bukan Cuma surat?" celetuk Ryeowook tidak sabar. Ia meraih kotak tersebut dan membukanya. Eunhyuk dan Donghae mendekat ke arah Ryeowook.
"Itu kotak cincin" sahut Sungmin.
"Huh? Tidak ada isinya?" ujar Eunhyuk.
"Isinya disini.." jawab Sungmin seraya mengeluarkan kalung yang selalu dipakainya sejak kecil dan menunjukkannya pada ketiga sahabatnya. Alih-alih liontin, disana ada sebuah cincin emas putih berbentuk mahkota dan bertahtakan berlian. Ryeowook dan Eunhyuk ternganga. Ternyata Sungmin menepati janjinya pada Kim ahjussi dengan selalu memakainya. Sebenarnya cincin tersebut sudah muat di jari Sungmin, tapi Sungmin merasa penampilannya sehari-hari tidak cocok dengan cincin itu.
"Cincin kerajaan.." celetuk Donghae.
"Ya.. cincin kerajaan.."Sungmin membenarkan.
"Cincin kerajaan?"kali ini Eunhyuk menatap Sungmin tidak percaya. Nada suaranya membuat ketiga sahabatnya menatap padanya dengan heran.
"Ne.. wae Hyuk?" Tanya Sungmin pada Eunhyuk yang kali ini terlihat gelisah.
"Ani.. tidak apa-apa.. sudahlah.. mari kita buka gulungan perkamen itu.." Eunhyuk mengalihkan pembicaraan.
"Neee.. kajjaaaaa.." ujar Ryeowook. Ia pun meraih gulungan perkamen dan membukanya lebar-lebar lalu meratakannya di atas meja sehingga mereka bisa membacanya bersama. Mereka semua merapat ke arah Ryeowook, mengelilingi perkamen tersebut dan mulai membaca.

Lee Sungmin,
Aku tahu kau tak mengenalku. Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku atas kejadian satu bulan lalu. Maaf jika memakan waktu lama untuk menemukanmu karena aku tidak mengenalmu. Terima kasih kau telah mengingatkanku atas kesalahanku. Aku sadar aku telah melakukan kesalahan dan aku minta maaf belum bisa menjadi pangeran yang layak seperti apa yang kau tuduhkan padaku.
Aku akan berusaha memperbaiki sikapku dan menjadi lebih baik. Suatu saat, dimana aku sudah layak menjadi pangeran dan menjadi orang yang lebih baik, kita akan bertemu lagi. Saat itu datang, kau akan menjadi pendampingku. Kau harus menungguku. Aku akan menemukanmu dan menjemputmu.
Ingat Lee Sungmin, Kau adalah milikku. Dan selamanya akan menjadi milikku.
Tertanda,
Putra Mahkota Dinasti Ming IX

Mereka menatap satu sama lain dan terdiam. Shock. Bagaimana tidak shock jika mereka semua tiba-tiba menjadi salah satu saksi sejarah lamaran seorang Putra Mahkota? Ya, tentu saja mereka menyimpulkan hal yang sama. Mereka tidak menyangka jika isi suratnya seperti itu. Sungmin tidak ingat jika isi suratnya seperti itu. Kini ia mengerti, ya, dia sangat mengerti arti surat itu. Ketiga sahabatnya menatapnya tak percaya, menatapnya dengan tatapan yang sangat rumit, menuntut penjelasan darinya. Sungmin menatap ketiganya dalam diam, tidak bisa menjelaskan apapun. Ia sangat bingung.
"Aa.. aku tidak ingat jika isi suratnya seperti ini.." ujar Sungmin gugup. Memecah keheningan di antara mereka.
"Min.. itu surat lamaran.." sahut Eunhyuk pelan setelah mengatasi shocknya. Ryeowook masih terdiam. Donghae juga, tapi akhirnya ia mengerti tujuan Kyuhyun masuk ke universitas mereka.
"Aa.. aku tidak tahu.. coba saja kau bayangkan, apakah seorang gadis berusia 11 tahun akan mengerti surat seperti itu?" bela Sungmin.
"Haisshhhh.. jadi seperti itu.. selama ini kau tidak pernah membacanya lagi?" Tanya Eunhyuk.
"Tidak sekalipun sampai kita membukanya lagi hari ini" jawab Sungmin.
"Omoooooooo…. Sahabatku akan menjadi ratu kerajaan ini!" tiba-tiba Ryeowook berteriak mengagetkan semuanya. Sepertinya dia baru kembali dari transnya.
"Yaa! Pelankan suaramu cempreng!" ujar Donghae sadis. Untung saja kedua orang tua Sungmin sedang keluar kota sehingga tidak terganggu. Ryeowook merengut.
"A.. apa yang harus kulakukan?" Tanya Sungmin bingung.
"Yah.. sepertinya masa depanmu sudah ditentukan" ujar Eunhyuk
"Tapi aku tidak mengenalnya.."lirih Sungmin.
"Kau akan mengenalnya Min.. siapa tahu ia sudah ada di sekelilingmu.. Tidak ada yang tahu wajahnya seperti apa kan?" ujar Donghae misterius.
"Huh?" bingung Sungmin. Ryeowook dan Eunhyuk juga menoleh ke arah Donghae yang dibalas Donghae dengan mengangkat bahu dan kedua tangannya.
"Sudahlah.. aku masih bisa menolaknya nanti, aku akan bicara dengannya saat bertemu dengannya" tambah Sungmin.
"Min.. mengapa kau memakai cincin itu?" Tanya Eunhyuk, tidak menanggapi perkataan Sungmin sebelumnya.
"Ini? Ini karena aku telah berjanji pada Kim ahjussi akan selalu membawanya" sahut Sungmin sambil memegang cincin yang tergantung di lehernya.
"Min.. itu cincin kerajaan.." lirih Eunhyuk.
"Ne.. aku tahu.. aku kan sudah bilang tadi.." jawab Sungmin. Eunhyuk menghela napas panjang.
"Apakah kau tahu apa arti cincin kerajaan?" Tanya Eunhyuk lagi. Kali ini selain Sungmin, Donghae dan Ryeowook ikut mengerutkan dahinya dan menatap Eunhyuk.
"Huh? Molla.. memangnya apa?"Tanya Sungmin.
"Apakah kalian tidak pernah membaca buku sejarah kerajaan?" Tanya Eunhyuk, menatap gemas ketiga sahabatnya.
"Huh? Buat apa membaca buku yang sangat tebal itu?" celetuk Ryeowook. Eunhyuk menghela napas.
"Baiklah, seingatku, cincin kerajaan adalah cincin yang diberikan seorang Raja, Pangeran, ataupun Putra Mahkota kepada pasangan atau calon pasangannya. Cincin itu adalah simbol ikatan antara keduanya. Semua pengawal maupun anggota kerajaan akan mengetahui, menghormati atau bahkan rela berkorban nyawa untukmu jika kau menunjukkan cincin itu pada mereka meskipun mereka tidak mengenalmu. Dan dengan menerima cincin itu.. berarti kau telah menerima lamaran Putra Mahkota" tutur Eunhyuk menatap ketiga sahabatnya yang kini melongo.
"Mw.. mwoo? Ti.. tidak ada yang bilang padaku jika ada hal keterikatan seperti itu.. omoooo.. ottohke?" Sungmin menatap ketiga sahabatnya panik.
"Sepertinya kau memang tidak bisa menolaknya Min.." Donghae menepuk bahu Sungmin.
"Omooo.. Sungminieee.. yang sabar neee.." Ryeowook memeluk Sungmin. Ia mengerti perasaan Sungmin. Yah, bayangkan saja jika kau harus menikahi orang yang tidak kau cintai atau bahkan tidak kau kenal sama sekali.

###

"Wook-ie chagi…" Yesung mendekati Ryeowook seraya memeluk dan mencium pucuk kepalanya.
"Op.. oppaa.." wajah Ryeowook memerah. Ia menatap ketiga sahabatnya malu.
"Wae chagi?"
"Kita sedang berada di kantin, oppa.." lirih Ryeowook.
"Ahaha.. tidak apa kan? Apa kabar kalian semua?" kali ini Yesung menyapa Donghae, Eunhyuk dan Sungmin. Dia bersama Kyuhyun.
"Baik hyung.." Donghae menjawab mewakili. Ia menatap Kyuhyun penuh arti. Setelah membaca surat Sungmin, Donghae belum mendapat kesempatan membicarakannya lagi dengan Kyuhyun.
"Ohya, perkenalkan, ini sepupuku, Kyuhyun. Kyu, Ini Donghae, kau sudah mengenalnya. Sebelahnya Eunhyuk, yeojachingu Donghae, kemudian Lee Sungmin, ia juga anggota tim basket, dan yang ini Ryeowook, aku sudah menceritakannya padamu" Kyuhyun sedikit membungkukkan badannya dan menatap mereka semua satu per satu.
"Senang berkenalan denganmu sunbae.." Ryeowook berkata mewakili. Sungmin dan Eunhyuk tersenyum dan sedikit membungkukkan badan juga.
"Apakah kami boleh bergabung dengan kalian?" Tanya Yesung.
"Oh! Silakan sunbae!" jawab Sungmin. Mereka duduk melingkari meja. Donghae di samping Eunhyuk, kemudian Sungmin, Ryeowook, Yesung dan Kyuhyun. Posisi Sungmin kini berhadapan dengan Kyuhyun. Sungmin tidak tahu kenapa ia gugup sekali. Mata hazel itu sekali lagi menatapnya seolah-olah akan mengulitinya. Ia bertekad dalam hati bahwa ia harus bisa mengatasi perasaan ini. Mereka memesan makanan sambil mengobrol.
"Jadi kau yang bernama Lee Sungmin?" Tanya Kyuhyun tiba-tiba. Sungmin yang sedang menyeruput spaghettinya berhenti makan dan menatap Kyuhyun. Donghae diam memperhatikan.
"Ne, wae sunbae?" Tanya Sungmin.
"Tidak, hanya saja sejak aku masuk kampus ini, aku selalu mendengar namamu disebut-sebut.. kau banyak penggemar heh?" kekeh Kyuhyun, menatap Sungmin. Sungmin mengerjapkan matanya, wajahnya mulai memerah.
'Ternyata namja di depannya ini sangat tampan.. apalagi saat tersenyum padaya seperti ini..' batin Sungmin
"Wah sunbae.. kau memang tidak salah.. Sungmin memang punya banyak penggemar.." celetuk Ryeowook, membuyarkan lamunan Sungmin.
"Benarkah?" Tanya Kyuhyun antusias.
"Ne sunbae.. dia saja yang tidak sadar-sadar" tambah Eunhyuk.
"Ya! Kalian kan juga punya banyak penggemar!" sahut Sungmin.
"Ndee.. Tapi kami sudah sadar dari dulu Sungminiee.. makanya kami tidak memberi harapan palsu pada mereka seperti yang kau lakukan.." celetuk Ryeowook.
"Mwooo? Apa maksud kalian?" Sungmin tak terima.
"Yaahh.. seperti membantu mengajari Jungmo mengerjakan PR, atau membantu Taec membereskan bola, membalut luka Nickhun,.. bla.. bla.. blaa.." Eunhyuk menyebutkan satu persatu dengan wajah sinis.
Kyuhyun melongo. 'Sebanyak itukah?' batinnya.
"Yaa! Aku kan hanya menolong mereka.. mereka butuh bantuan.." bela Sungmin.
"Tapi bisa saja kan mereka meminta bantuan orang lain Min?" tambah Donghae.
"Ya Hae! Mengapa kau ikut-ikutan?" sergah Sungmin.
"Itu fakta Min, aku juga laki-laki, aku tahu mereka mendekatimu.." ujar Donghae acuh. Sungmin tidak berkata apa-apa lagi.
"Wow.. banyak juga ya penggemarmu Min? Sepertinya aku banyak saingan" kekeh Kyuhyun menatap Sungmin.
Sungmin melongo. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Eunhyuk dan Ryeowook terlihat antusias. Yesung terkekeh seraya menggelengkan kepalanya pelan.
Donghae ikut melongo. 'Wow.. level putra mahkota memang berbeda.. ia percaya diri sekali dan dengan entengnya mengucapkan ketertarikannya dengan jelas..' batin Donghae.
"Kau tertarik dengan Sungmin, sunbae?" celetuk Ryeowook antusias.
"Sepertinya begitu.." jawab Kyuhyun enteng, masih menatap Sungmin yang kini wajahnya sudah memerah lagi. 'Apa-apaan orang ini? Kenapa jujur sekali?' batin Sungmin.
"Haahh.. tapi sayang sunbae.. dia sudah ada yang punya… dia.. aww!" Sungmin menyikut Ryeowook. Ia tahu apa yang akan Ryeowook bicarakan. PUTRA MAHKOTA.
"Huh? Kau sudah punya pasangan Min?" kali ini Kyuhyun menatap Sungmin tajam. Lagi, Sungmin seperti merasakan perasaan bersalah menatap mata hazel itu. Ia seperti tergerak untuk menjelaskan, padahal otaknya berfikir 'Mengapa aku harus menjelaskan? Memangnya dia siapa?'
"Ti.. tidak.. aku belum.." gugup Sungmin.
"Dia belum tertarik hal seperti itu sunbae.." tambah Eunhyuk menyelamatkan suasana.
"Huh? Dia belum pernah punya pacar sebelumnya?" Tanya Kyuhyun.
"Belum pernah" sahut Eunhyuk.
"Sama sekali?" Tanya Kyuhyun heran, ia lupa kekesalan sebelumnya.
"Sama sekali" tegas Eunhyuk diiringi anggukan Ryeowook dan Donghae.
Kyuhyun merenung. Wajah Sungmin sudah sangat merah kali ini. Berani-beraninya mereka membicarakan hal pribadinya dengan enteng seperti itu.
"A.. apakah diaa.." Kyuhyun ragu.
"Lesbi?" celetuk Ryeowook. Sungmin melotot ke arah Ryeowook.
"Tidak sunbae.. kami sudah pernah menanyakannya" sahut Eunhyuk. Sungmin melotot ke arah Eunhyuk.
"YAA! KALIAAANNN!" Sungmin meledak, wajahnya sudah sangat merah.
"Ahaahaaaa… sabar Min.." Donghae terbahak, diiringi kekehan yang lainnya, kecuali Sungmin yang mempoutkan bibirnya sebal.
"Ahahaaa.. Oh iya Sunbae.. benarkah sebelumnya kau berkuliah di Oxford?"Tanya Ryeowook mengalihkan pembicaraan agar Sungmin tidak ngambek. Ia memulai aksi wawancaranya. Yesung melirik Kyuhyun.
"Hmmm ya" jawab Kyuhyun.
"Wooww.. apakah… apakah kau tidak menyesal meninggalkan tempat itu, sunbae?"
"Hum? Tidak, tidak sama sekali, karena aku akan mendapatkan sesuatu yang lebih berharga disini" Kyuhyun tersenyum simpul. Yesung terkekeh kecil. Donghae tersedak. Sedangkan MinHyukWook menatap Kyuhyun bingung.
"Mwo? Apa yang lebih berharga?" Tanya Eunhyuk.
"Kalian akan tahu jika sudah saatnya.." jawab Kyuhyun misterius.

###

"Jadi kalian sudah membacanya?" Tanya Kyuhyun pada Donghae. Mereka kini sedang berada di tribun, menunggu giliran latihan.
"Ya hyung.. kami semua membacanya.."
"Berarti sebelumnya dia tidak benar-benar mengerti isi surat itu?"
"Ya, dia baru menyadarinya isi suratnya kemarin" sahut Donghae. Kyuhyun tersenyum simpul.
"Hmm.. jadi itu maksud Ryeowook kemarin, bahwa Sungmin ada yang punya?" tanya Kyuhyun.
"Sepertinya begitu"
"Baiklah, aku jadi lega. Apa reaksinya?"
"Kalau boleh jujur hyung, sepertinya dia panik dan takut"
"Huh? Kenapa?"
"Dia merasa tidak mengenalmu.."
"Tapi kau mengenaliku Hae.."
"Aku dulu memang melihatmu hyung, sehingga mengenalimu.. tapi sepertinya tidak begitu dengan Sungmin" Kyuhyun menghela napas panjang. 'Sepertinya Yesung benar lagi' batinnya.
"Arrasseo"
"Kapan kau akan mengungkap identitasmu padanya hyung?"
"Nanti jika sudah saatnya Hae.. aku ingin dia melihatku apa adanya.." Donghae tersenyum.
"Baiklah hyung. Aku mendukungmu"
"Cincin itu? Kau melihatnya?"
"Ya. Dia selalu memakainya"
"Aku tidak melihat dia memakai cincin kemarin" sahut Kyuhyun.
"Dia menjadikannya liontin kalungnya"
"Arrasseo.. terima kasih Hae"senyum Kyuhyun.
"Sama-sama hyung"

###

"Hai Min.. apa yang sedang kau kerjakan?" Kyuhyun duduk di samping Sungmin. Mereka kini di perpustakaan.
"Hai Kyu sunbae, oh ini, aku mengerjakan tugas dari Lee Seonsangnim.. aku sedang mencari bahannya" sahut Sungmin.
"Boleh ku tahu tugas apa?" Tanya Kyuhyun.
"Oh.. kami hanya diminta membuat jenis-jenis sistem pemerintahan dan keterangannya" jawab Sungmin. Kyuhyun mendekat ke arah Sungmin dan memperhatikan buku yang terbuka di hadapan Sungmin.
"Hmm.. kau salah mengambil buku Min.. kau tidak akan menemukannya di buku ini" sahut Kyuhyun menatap buku yang sedang dibaca Sungmin.
"Huh? Jinjja?" Sungmin mengerjapkan matanya.
"Sebentar.." Kyuhyun beranjak dari tempat duduk Sungmin. Tak lama, ia sudah kembali dengan sebuah buku tebal di tangannya.
"Coba kau cari di buku ini" Kyuhyun menyerahkan buku tersebut kepada Sungmin dan kali ini duduk di hadapannya. Sungmin segera membuka dan menekuni buku tersebut. Kyuhyun tersenyum memperhatikan Sungmin.
"Woaaaa.. semuanya ada disini! Kau hebat sunbae! Gomawo!" mata Sungmin berbinar menatap Kyuhyun yang dibalas senyuman Kyuhyun.
DEG!
Entah kenapa, Sungmin merasa jantungnya berdetak lebih keras dari biasanya ketika melihat senyuman tulus Kyuhyun. Tiba-tiba ia merasa gugup. Ia melepas pandangannya dari Kyuhyun dan mulai menekuni bukunya lagi.
"Sama-sama Min.. kebetulan aku pernah membacanya.." sahut Kyuhyun.
"Woaa.. kau membaca buku setebal ini?" Tanya Sungmin. Perhatiannya teralih lagi kepada Kyuhyun.
"Hmm.. itu termasuk salah satu buku wajib yang harus dibaca olehku"
"Buku wajib?" Tanya Sungmin heran.
"Ya. Buku wajib" Sungmin menanti penjelasan Kyuhyun lebih lanjut, tapi sepertinya Kyuhyun tidak berniat menjelaskannya sehingga ia kembali menekuni bukunya. Kyuhyun mulai mengeluarkan laptopnya, memakai kaca matanya dan mulai bekerja di depan Sungmin dalam diam.
.
.
.
Sungmin menutup bukunya. Ia sudah selesai mengerjakan tugasnya. Ia melirik jam tangannya. Ternyata sudah pukul 5 sore. Sudah saatnya pulang. Sungmin menatap Kyuhyun di depannya yang masih sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Ia terlihat serius sekali sekaligus tampan dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Sungmin mengerjapkan matanya 'Omoooo.. apa yang kau pikirkan Lee Sungmin?' batinnya.
"Sunbae? Apa yang kau kerjakan?" Tanya Sungmin.
"Kerjaanku" jawab Kyuhyun, masih sibuk mengetik.
"Kau bekerja?" Tanya Sungmin.
"Ya. Wae?"Kyuhyun masih tidak mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"Tidak. Hanya saja aku merasa kau hebat sekali bisa mengatur waktumu" ujar Sungmin jujur. Kyuhyun tersenyum. Inilah yang disukai Kyuhyun tentang Sungmin. Sungmin tidak segan-segan mengutarakan isi yang ada di dalam kepalanya pada siapapun. Tidak peduli siapa orang itu.
"Semua orang juga pasti bisa Min" sahut Kyuhyun, masih menatap layar laptopnya.
"Hmm.. mungkin. Baiklah sunbae. Aku pamit pulang dulu" ujar Sungmin seraya membereskan barang-barangnya.
"Tunggu sebentar Min. Sebentar lagi aku selesai"
"Huh?" Sungmin menatap Kyuhyun bingung, tapi Kyuhyun masih mengetik sesuatu di laptopnya, kali ini lebih cepat.
"Jjaaa.. selesai. Ayo kita pulang" sahut Kyuhyun sambil menutup laptopnya dan memasukkannya ke dalam tasnya.
'Kita?' batin Sungmin.
"Aku akan mengantarmu Min.." Kyuhyun menjawab keheranan Sungmin.
"Oh, tidak usah sunbae.. aku bisa pulang sendiri, lagipula masih ada bus" tolak Sungmin.
"Hmm.. tapi aku lapar.. dan aku sedang tidak ingin makan sendiri.." sahut Kyuhyun, tampak berfikir.
"Ta.. tapi.." Sungmin ragu.
"Sudahlah, kajja.." Kyuhyun menarik tangan Sungmin, membawanya menuju parkiran mobilnya. Mau tidak mau Sungmin mengikuti langkah Kyuhyun. Sungmin menatap tangannya yang digenggam Kyuhyun, ia merasa kehangatan genggaman tangan Kyuhyun menjalar sampai ke wajahnya.

###

"Kau mau makan apa?" Tanya Kyuhyun ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
"Hmmm.. biasanya kami makan ramyeon di King Resto, kalau kau mau.." sahut Sungmin.
"Baiklah, kita makan disana" Kyuhyun menjalankan mobilnya perlahan. Sesekali ia melirik Sungmin yang asyik melihat jalan.
"Woaaa.. ada pasar malam!" seru Sungmin tiba-tiba. Wajahnya bersinar antusias.
"Benarkah? Apakah kau mau kita makan malam disana saja?" sahut Kyuhyun.
"Mwo? Ta.. tapi.." Sungmin menatap Kyuhyun ragu.
"Baiklah.. kajjaa.." Kyuhyun memutar mobilnya, berbalik menuju pasar malam.
Sungmin menatap Kyuhyun tidak percaya. Bukan apa-apa, Sungmin mengira orang kaya seperti Kyuhyun tidak akan mau menginjakkan kakinya ke pasar malam seperti itu. Sungmin tahu Kyuhyun kaya. Ya, walaupun Sungmin tidak terlalu mengerti, tapi ia sadar mobil yang ia naiki ini adalah salah satu mobil mewah dan pastinya berharga selangit. Lagipula, mana ada mobil semewah ini diparkir di area pasar malam? Sungmin benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Kyuhyun.
Mereka parkir agak jauh dari area pasar malam karena memang tidak bisa dimasuki oleh mobil. Kebanyakan orang-orang pasti datang dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Mereka berjalan bersisian dan Kyuhyun kembali mengenggam tangan Sungmin.
"Jangan sampai terpisah dariku, disini ramai sekali, aku tidak mau kehilanganmu" ujar Kyuhyun.
"N..nee.. sunbae.." jawab Sungmin gugup, entah karena perkataan Kyuhyun atau genggaman tangannya.
Mereka berjalan sepanjang pasar malam tanpa sekalipun melepas genggaman tangan mereka. Terkadang mereka berhenti untuk makan fish cake tusuk, makan toppoki yang dijual di sepanjang jalan itu, ataupun bermain beberapa permainan di dalamnya. Sungmin senang sekali. Sudah lama ia tidak bermain di pasar malam seperti ini. Sungmin memperhatikan Kyuhyun yang terlihat sama gembiranya dengannya. Mereka tertawa bersama. Sungmin tidak menyangka bahwa orang se-cool Kyuhyun bisa terlihat kekanak-kanakan seperti ini. Di tangan Sungmin sudah ada sebuah boneka kelinci besar hasil permainan tembak yang Kyuhyun menangkan. Yah, Sungmin akui Kyuhyun sangat keren dan tampan ketika menembak tadi. Sungmin jadi berfikir, sebenarnya apa sih yang tidak bisa dilakukan oleh Kyuhyun? Dia sangat sempurna..

###

"Kau senang?" Tanya Kyuhyun pada Sungmin. Mereka berada di kedai ramyeon di pinggir jalan. Satu lagi poin plus Sungmin untuk Kyuhyun. Kyuhyun tidak malu makan di pinggir jalan.
"Sangat. Gomawo sunbae!" ujar Sungmin ceria. Ia benar-benar senang.
"Ya.. ya.. apakah setelah semua ini kau masih akan memanggilku seperti itu?" protes Kyuhyun.
"Huh?" Sungmin menatap Kyuhyun heran.
"Panggil aku oppa" Kyuhyun menatap Sungmin.
"Mw.. mwoo?" Sungmin membelalakkan matanya.
"Ayolah Min.. telingaku gatal sekali mendengarmu memanggilku sunbae.." ujar Kyuhyun.
"Ta.. tapi.." Sungmin ragu.
"Hah.. baiklah jika kau tidak mau.." Kyuhyun menatap Sungmin sedih. Entah kenapa, Sungmin tidak suka melihat Kyuhyun menatapnya sedih seperti itu. Hatinya seakan diremas-remas. Ia menghela napas panjang.
"Arrasseoo.. Kyuhyun oppa.." lirih Sungmin. Wajah Kyuhyun kini langsung berubah ceria.
"Jjaaaaa.. mari kita makaann" ujar Kyuhyun ceria seraya mengacak-acak rambut Sungmin.
"Ya!" teriak Sungmin marah karena rambutnya berantakan, tapi Kyuhyun mengacuhkannya dan memakan ramyeonnya dengan semangat. Sungmin menatap Kyuhyun seraya tersenyum tulus..

To Be Continue...

Comments

Post a Comment