9
tahun kemudian….
Kamar
itu rapi, bernuansa pink dan kelinci.
Queen bed size-nya dilapisi sprei dan bedcover warna putih pink yang juga
bermotif kelinci. Di depan meja nakas, seorang yeoja cantik bermata bulat indah
dan berbibir cherry sedang menatap pantulan dirinya di cermin. Ia memakai
tanktop hitam, kemeja kotak-kotak panjang berwarna merah yang ia buka tiga
kancing teratasnya dan ia gulung lengannya sampai siku, celana jeans tiga
perempat, serta sepatu snikers kesayangannya. Yeoja itu sudah terlihat cantik
walau kini ia tidak memakai make-up apapun. Yeoja itu menyisir rambutnya yang
coklat ikal panjang dengan jari-jari tangannya yang lentik. Tidak ada cincin
yang terpasang di jarinya, menandakan ia belum menikah. Ia mengumpulkan
rambutnya jadi satu dan menguncirnya ke atas.
“Minnieee..
cepat turun sarapan!! Bukankah hari ini kau ada kuliah pagi?? Nanti kau
telat!!” ujar Umma Lee dari lantai
bawah.
“Ndee
ummaaa… aku segera turuuunn” teriak yeoja cantik, yang bernama Lee Sungmin, tak
kalah keras dari ummanya. Ia mengambil tas ranselnya dan menyampirkannya di
salah satu bahunya. Ia bergegas menuruni tangga menuju ruang makan.
“Aigooo
anak umma.. apakah kau tidak bisa sekali saja pakai dress?” sang umma
geleng-geleng kepala melihat penampilan Sungmin.
“Aishh
umma.. baju itu tidak nyaman jika dipakai kuliah.. aku kan sudah memakainya
jika pergi ke pesta?” sergah Sungmin.
“Aigooo..
bagaimana kau akan mendapatkan pasangan jika penampilanmu seperti itu? Donghae
saja sudah mendapat pasangan.. kapan giliranmu hah?” Sang Umma mulai
memijit-mijit pelipisnya. Sungmin yang melihat kegeliasahan ummanya segera
mendekati ummanya dan memeluknya dari belakang, menciumi pipi ummanya dengan
sayang.
“Umma..
aku ingin namja yang menerimaku apa adanya..bukan karena aku feminim ataupun
cantik.. memangnya umma mau aku menjadi orang lain? Bukan Sungmin seperti yang
selama ini umma kenal?” Sungmin memulai jurus rayuan mautnya.
“Ndee..
arraseooo..kau ini pintar sekali berbicara.. Jjaa.. ayo sarapan” ucap sang umma
mengalah dan mengecup pipi Sungmin sayang.
Loh?
Tunggu Sebentar readers.. Bukankah Sungmin sudah mempunyai pasangan? Lalu
kenapa Umma Sungmin masih ribut tentang itu? Baiklah, sementara Sungmin
menghabiskan sarapannya, mari kita naik lagi ke atas, ke kamar Sungmin. Di
depan cermin, ada meja rias berwarna putih. Meja rias tersebut mempunyai 3 buah
laci di bagian kanannya. Kita buka laci pertama, di sana terdapat buku diary
Sungmin, beberapa kunciran, peniti, gelang-gelang kain, koin pecahan, dan
barang-barang kecil lainnya yang berserakan. Oke, mari kita buka laci kedua.
Oh, di dalamnya ada bermacam-macam kaus kaki dan bandana. Baiklah, kita buka
laci terakhir. Benar saja, disana bisa kita temukan gulungan perkamen berwarna
merah dan emas dan sebuah kotak berwarna senada beserta perhiasan-perhiasan
lain yang sepertinya jarang digunakan. Oh tidak, sepertinya Sungmin kita tidak
menganggap serius isi surat tersebut. Lagipula, ini sudah 9 tahun sejak
kejadian itu. Sungmin mungkin sudah benar-benar melupakannya. Mengenai cincin,
apakah dia memakainya? Mari kita buka kotak merah emas tersebut. Kosong?
Bukankah Sungmin tidak terlihat memakai cincin? Apakah cincin itu hilang?
Entahlah…
###
“Pagi
Hae! Pagi Hyuk! Pagi Wook!” sapa Sungmin pada ketiga sahabatnya. Masih setengah
jam sebelum kuliah dimulai.
“Woaa..
tumben kau tidak terlambat Min!” sinis Eunhyuk.
“Chagi..
jangan begitu.. nanti dia terlambat lagi..” ujar Donghae.
“Ya!!
Jangan panggil-panggil begitu di depan umum! Memalukan!!” teriak Eunhyuk,
wajahnya memerah.
“Arrasseo
Hyukie..” ledek Donghae.
“Yaa!!!”
Sungmin
dan Ryeowook menghela napas melihat kedua pasangan ajaib Donghae dan Eunhyuk
yang selalu saja bertengkar. Mereka juga heran bahwa kucing dan tikus itu bisa
berpacaran. Donghae, Eunhyuk, Sungmin dan Ryeowook mulai dekat sejak hari
pertama ospek mahasiswa. Mereka berempat telat di hari pertama, tapi justru itu
yang membuat mereka dekat sampai sekarang. Eunhyuk, Ryeowook dan Sungmin sangat
terkenal di universitas ini karena kepintaran, kebaikan dan kecantikan mereka.
Yah, mungkin sedikit pengecualian untuk Ryeowook yang nilainya dibawah Eunhyuk
dan Sungmin. Bahkan ada yang menyebut mereka sebagai Charlie’s angel. Tapi
sayang, para lelaki tidak bisa sembarangan mendekati mereka karena ada Donghae.
Donghae benar-benar protektif terhadap ketiga yeoja itu. Donghae juga popular
dengan ketampanan, kepintaran dan kemahirannya dalam basket. Ia dan Sungmin
memilih klub basket sebagai selingan. Sedangkan Eunhyuk dan Ryeowook lebih
memilih jurnalistik sehingga sering berperan dalam radio dan majalah
universitas. Donghae dan Eunhyuk mulai jadian setelah 6 bulan mereka berteman.
“Yaaaa!!
Diamm!! Kalian berisik!!” teriak Ryeowook sebal.
“Kalau
kau berteriak begitu, kau malah yang paling berisik Wookie..” celetuk Sungmin.
“Aisshhh..
sudahlah..” sungut Ryeowook yang malah membawa kekehan dari Donghae, Eunhyuk,
dan Sungmin. Ryeowook memang selalu bisa membuat mereka tertawa hanya dengan
sikap-sikap tak terduganya. Dia selalu bisa menghentikan suasana “panas” di
antara mereka.
“Oh
ya.. bukankah nanti sore kalian tanding?” Tanya Eunhyuk pada Sungmin.
“Ne..
kalian datang kan?”
“Tentu
saja..” sahut Ryeowook.
“Bagaimana
hubunganmu dengan Taecyon?” celetuk Eunhyuk.
”Hubungan
apa?” sahut Sungmin.
“Tidak
usah berpura-pura Min, kami tahu dia sudah sering mendekatimu..” ujar Ryeowook.
“Lagipula
sepertinya dia baik.. iya kan Hae?” ujar Eunhyuk, mencari pembelaan Donghae.
“Ne..
dia memang baik kok Min.. kali ini aku setuju..” Donghae menatap Sungmin tajam.
“A..
a.. ah, bagaimana denganmu Wookie? Bukankah Kim Yesung sunbae juga
mendekatimu?” ujar Sungmin.
“Jangan
mengalihkan pembicaraan Min..” ujar Ryeowook.
“Aisshhh..
kalian ini! Baiklah, aku tahu dia baik, tapi aku tidak merasakan apa-apa
dengannya..” jujur Sungmin.
“Min..”
lirih Donghae.
“Wae?”
“Kau
suka padaku?” tatap Donghae. Eunhyuk dan Ryeowook juga ikut menatapnya serius.
“Ya!!!
Apa kau gila??? Aku tidak pernah suka dalam artian seperti itu padamu!!
Lagipula bukankah dulu kau yang sudah aku tolak??” teriak Sungmin. Kali ini
Eunhyuk melirik tajam pada Donghae, membuat Donghae sedikit salah tingkah.
“Lalu?”
“Lalu
apa Hyuk?” Tanya Sungmin heran.
“Apakah..
apakah..”
“Hm?
Apa Wookie?” Kali ini Donghae, Eunhyuk dan Ryeowook sudah menatap Sungmin
lekat-lekat.
“Apakah
kau Lesbi Min?” lirih Ryeowook tapi masih bisa didengar mereka berempat.
Sungmin menatap ketiga sahabatnya tidak percaya.
“Mw..
Mwwoooo????” teriak Sungmin, melotot pada ketiga sahabatnya. Donghae, Eunhyuk
dan Ryeowook yang melihat bahwa Sungmin sudah siap meledak mengambil
ancang-ancang langkah seribu. Sebelum Sungmin sadar, mereka sudah berlari keluar
kelas.
“Yaaaaa!!!!
Sini kaliaaaaannnnn!!!!!”
###
“Wah,
kau langsung sibuk setelah kembali dari London, pangeran” ujar Kim Yesung.
“Ya!
Apa-apaan kau memanggilku seperti itu hyung??” sungut Kyuhyun. Dia dan Yesung
berbeda 1 tahun. Yesung lebih tua darinya.
“Loh?
Kau kan memang pangeran?” ujar Yesung jahil, membuat Kyuhyun merengut.
“Arrasseo
arraseo Kyu.. kau sibuk?” Yesung mengalah ketika Kyuhyun tidak juga menjawab.
“Tidak
juga, aku hanya membantu sedikit.. lagipula tahun depan aku akan pelan-pelan mengambil
alih.. sedikit demi sedikit aku harus mempelajarinya.. Bagaimana kabar Kim
Ahjussi?” kekeh Kyuhyun pada sahabatnya.
“Ayahku
baik.. sepertinya dia menikmati masa pensiunnya..” senyum Yesung.
“Ahaha..
baguslah.. aku merindukan Kim Ahjussi.. bagaimanapun dulu ia selalu
menjagaku..” senyum Kyuhyun.
“Bagaimana
skripsimu hyung?” Tanya Kyuhyun.
“Sebenarnya
sudah selesai.. tapi aku malas maju sidang..”Yesung mengangkat kedua bahunya.
“Ckckck..
kau ini.. kau harus sudah lulus ketika aku dilantik hyung.. kau harus
membantuku..”
“Hei..
aku sedang menikmati masa mudaku.. jika sudah masuk politik aku tidak bisa
bersenang-senang. Tenang saja, aku kan sudah berjanji akan membantumu Kyu”
jujur Yesung.
“Ahahaa..
aku mengerti.. nikmati saja masa kuliahmu itu hyung” kekeh Kyuhyun.
“Ini
fotonya yang kuambil kemarin..” Yesung menyodorkan sebuah foto pada Kyuhyun.
Kyuhyun menerimanya dan memperhatikan foto itu. Seorang gadis yang sedang
duduk, menunduk membaca di perpustakaan. Rambutnya dikuncir ke atas, dengan
beberapa surainya yang lepas dari kuncirannya menutupi sisi wajahnya.
“Dia
semakin cantik..” senyum Kyuhyun.
“Aku
sudah seperti stalker.. kau harus membayar ini Kyu..” kekeh Yesung.
“Ahaha..
tenang saja hyung, kau memang sahabat terbaikku, dulu aku kaget sekali waktu
tahu ternyata kau berkuliah di universitas yang sama dengannya, apalagi kau
satu klub dengannya”
“Ya..
yaa.. sungguh kebetulan sehingga kau bisa tenang kuliah di London dengan
foto-foto kirimanku..” kekeh Yesung.
“Aku
berterima kasih padamu untuk itu hyung..”
“Tapi
Kyu..”
“Wae
hyung?”
“Sepertinya
ada seorang temanku yang mendekatinya.. dan sepertinya sekarang mereka sudah
cukup dekat”
“Mwo??”
kyuhyun berteriak. Yesung hanya mengangkat pundaknya.
“Apa
maksudmu dengan cukup dekat?? Apakah mereka berpacaran?” Tanya Kyuhyun lagi.
“Entahlah,
aku tak tahu..” jawab Yesung acuh.
“Ta..
tapi.. tidak bisa begitu, aku kan sudah mengatakan bahwa dia milikku!” panik
Kyuhyun.
“Kapan?
Suratmu 9 tahun lalu? Tanpa ada kabar lagi darimu? Aku sangat yakin dia sudah melupakannya”
ujar Yesung.
“Kau
berfikir seperti itu hyung?”
“Ya,
tentu saja. Lagipula coba kau pikirkan.. berapa umurnya saat itu? Apakah kau
berfikir dia akan mengerti isi suratmu pada umur segitu?” Kyuhyun mengerutkan
keningnya. Ia berfikir perkataan Yesung hyung ada benarnya juga.
“Aku
akan menjemputnya segera mungkin” tegas Kyuhyun.
“Kyu..”
“Wae
hyung?”
“Aku
rasa itu tidak bijaksana..”
“Apa
maksudmu hyung?”
“Apa
yang akan kau lakukan waktu menjemputnya?”
“Maksudmu?”
“Apakah
dia mengenalmu?”
“Huh?
Ng…” Kyuhyun menggeleng
“Kalian
pernah bertemu?”
“Dulu
kami pernah bertemu.. dia pasti mengenaliku”
“Kau
yakin?”
“Ng..”
“Hhh..
coba pikirkan, apa yang akan kau lakukan jika ada orang asing yang tak pernah
kau kenal tiba-tiba datang ke rumahmu dan melamarmu?”
“Hmm..
aku pasti berpikir orang itu gila”
“Nah!
Itu maksudku!! Itu yang akan terjadi jika kau melakukannya!” ujar Yesung gemas.
Kyuhyun diam, ia memikirkan perkataan Yesung.
“Arrasseo..”
“Nah,
sekarang kau mengerti”
“Aku
akan berkuliah di tempatmu hyung”
“Mwo?
Kau gila?? Kau sudah menyandang gelar S3 dari Oxford!!”
“Semua
bisa diatur..” kekeh Kyuhyun.
“Haaahhh..
terserah kau saja” pasrah Yesung.
“Oke!
Sudah diputuskan!” Kyuhyun tersenyum lebar.
“Kau
harus minta izin pada Raja dan Ratu”
“Mereka
akan menyetujuinya”
“Kau
yakin?”
“Aku
yakin mereka akan langsung setuju jika aku menyebut nama Sungmin. Mereka
mengenalnya”
“Mwo?
Kau bercerita pada mereka?” tatap Yesung tak percaya.
“Tentu
saja. Tidak ada yang pernah aku rahasiakan dari mereka”
“Bagaimana
pengawal-pengawalmu?”
“Tentu
saja mereka tidak akan ikut hyung. Lagipula memang tidak ada yang tahu
identitasku. Mulai sekarang kau sepupuku”
“Mwo?
Sepupu? Lagi?”
“Ya,
aku akan menjadi sepupumu di sana hyung, seperti dulu” kekeh Kyuhyun.
“Haahhh..
arrasseo.. arraseoo..” Yesung menghela napas, pasrah.
Yesung
bersahabat dengan Kyuhyun sejak kecil. Ayahnya, Kim Hyun Joong adalah pengawal
Kyuhyun sejak kecil. Jadi, ia sering bermain dengan Kyuhyun. Mereka selalu
disekolahkan bersama. Yah, walaupun identitas Kyuhyun selalu disamarkan sebagai
sepupu Yesung demi keselamatan mereka bersama. Berkat kejeniusan Kyuhyun, ia
berhasil naik tingkat sehingga berada 1 tingkat dengan Yesung. Sebenarnya,
Kyuhyun bisa saja belajar private di istana, sebagaimana anggota kerajaan
lainnya. Akan tetapi, Raja dan Ratu bersikeras agar Kyuhyun dapat
bersosialisasi dengan orang-orang di luar dimana tidak ada yang menghormatinya
dan memanjakannya. Hal itu membantu membentuk watak Kyuhyun agar tidak besar
kepala. Raja dan Ratu benar-benar memanfaatkan undang-undang tentang
kerahasiaan identitas Putra Mahkota sebelum usia 25 tahun. Sebenarnya Yesung
juga akan disekolahkan di Oxford bersama Kyuhyun, tapi Yesung menolak. Ia tidak
ingin meninggalkan abojinya sendiri. Lagipula ia ingin kuliah dengan santai.
Beda dengan Kyuhyun, Yesung tidak mempunyai target yang memburunya agar
cepat-cepat lulus. Padahal, tahun ini adalah tahun ke-tujuhnya, tapi ia masih
santai-santai saja menyusun skripsinya.
###
“Hei
dengar, ada anak ekstensi baru..” tutur Ryeowook semangat. Dia memang ratu
gossip. Saat ini mereka berempat sedang berada di kantin menikmati makan siang.
“Eksten?”
sahut Sungmin.
“Ya,
eksten, dia sudah masuk 3 hari yang lalu dan langsung terkenal, iya kan Hyuk?”
“Ne..
kami diminta untuk meliput anak baru itu..” ujar Eunhyuk.
“Sampai
seperti itu?? Memangnya dia seperti apa?”
“Sebenarnya
tidak akan seheboh itu jika dia hanya tampan Min, yang kudengar dia sangat kaya
dan dia mahasiswa transfer dari Oxford”
“Mwo??
Apa dia gila?? Untuk apa transfer kesini jika dia sudah berkuliah di
Oxford?”teriak Sungmin.
“Gosipnya,
ada masalah keluarga..” ujar Ryeowook, mengangkat bahu.
“Sayang
sekali..” lirih Sungmin.
“Ya..
memang sayang sekali.. dan dia sepupu Yesung sunbae, makanya aku dan Eunhyuk
yang diminta meliputnya karena kami memang kenal Yesung sunbae”
“Oooo..”
“Itu
belum semua Min..” celetuk Donghae.
“Mwo?
Apalagi??” kali ini Eunhyuk, Ryeowook dan Sungmin ber-koor ria dan menatap
Donghae penasaran.
“Kalian
tidak tahu? Oh iya, kemarin sore kalian kan menjengukku yang sedang sakit di
rumahku.. hehe.. Kudengar ia sangat jago bermain basket, ia membuat histeris
para yeoja kemarin sore di lapangan basket, sayang sekali aku tidak ikut. Aku
penasaran sekali ingin bertemu dengannya” tutur Donghae.
“Woww..”
ujar Ryeowook.
“Luar
biasa..” timpal Sungmin.
“Sempurna..”
tambah Eunhyuk. Donghae melotot melihat ketiga sahabatnya.
“Ya!
Chagi! Kenapa kau ikut-ikutan memujinya??” ujar Donghae tak terima.
“Ehehee..
itu fakta Hae.. kau tak usah iri..” sahut Eunhyuk.
“Mwo??”
“Tenang
Hae.. hati Hyukie hanya untukmu, aku yakin itu” ujar Sungmin.
“Benarkah?”
Donghae melirik Eunhyuk yang sudah memerah karena perkataan Sungmin.
“Hyukie?”
desak Donghae lagi.
“N..
nee.. nee.. puas kau Hae?” sahut Eunhyuk yang dibalas pelukan Donghae.
“Gomawo
Hyukie..” ucap Donghae lembut, membuat wajah Eunhyuk semakin memerah.
“Ya!
Yaaa!! Pergi dari sini jika kalian mau lovey dovey! Bikin iritasi saja!!” ketus
Ryeowook. Kemudian mereka semua tertawa bersama.
“Jadi
kau juga mewawancari Yesung sunbae, Wookie?” Tanya Sungmin.
“Huh?
Nee..” kali ini wajah Ryeowook yang mulai memerah.
“Bukan
hanya wawancara Min.. mereka kencan!! Mana ada wawancara di sebuah romantic
cafĂ© dan malam minggu pula??” celetuk Eunhyuk, wajah Ryeowook semakin memerah
bak kepiting rebus.
“Mwo?
Jadi kau tidak ikut mewawancarai Yesung sunbae, Hyuk?” Tanya Sungmin.
“Kau
pikir?”Eunhyuk memutar bola matanya.
“Yaa..
kami hanya punya waktu yang cocok pada malam minggu..” bela Ryeowook.
“Di
romantic cafĂ©?” cecar Eunhyuk.
“Itu
yang paling dekat di antara rumah kami berdua..”
“Lalu
nonton film?” Kali ini Sungmin kaget dengan celetukan Eunhyuk dan menatap
Ryeowook.
“Mwo?
Kenapa kau tahu?” ujar Ryeowook.
“Mwo??
Jadi benar??” sahut Eunhyuk. Ternyata tadi ia hanya asal bicara.
“Huh?
N.. nee..” lirih Ryeowook. Iya menundukkan kepalanya malu.
“Waaa..
selamat Wookie.. aku yakin tak beberapa lama lagi ia akan menembakmu..” ujar
Sungmin.
“Se..
sebenarnya.. kami sudah jadian..” lirih Ryeowook, membuat ketiga pasang mata di
depannya melotot.
“Mwoooo????
Kenapa kau tidak bercerita kepada kami???” ujar ketiga sahabatnya.
“Loh?
Kan aku cerita sekarang?” polos Ryeowook.
“Ya!!!
Hari ini kau yang bayar makanannya!!” ujar Eunhyuk sadis.
“Mwooo????”
###
“Hari
ini aku akan memperkenalkan anggota baru pada kalian..” ujar Yesung, kapten
tim, mengawali latihan basket sore ini diikuti tatapan antusias dari seluruh
anggota klub basket, termasuk Sungmin dan Donghae yang berdiri berdekatan.
“Cho
Kyuhyun, tolong maju ke depan” ujar Yesung lagi.
Seorang
laki-laki maju ke depan. Ia berpostur tubuh tinggi, berwajah tampan, rahangnya
tegas membuatnya tambah tampan. Mata hazelnya yang tajam membuat siapa saja
yang ditatapnya seakan-akan masuk ke dalam dunianya, seakan-akan dia bisa tahu
semua pikiranmu hanya dengan menatap matanya. Mata itu menyapu semua anggota
tim basket yang berjumlah 10 orang putri dan 12 orang putra. Mata itu kemudian
berhenti pada satu sosok. Lee Sungmin.
Mata
foxy Lee Sungmin yang bulat dan Indah bertemu dengan mata hazel itu. Selama
beberapa detik yang terasa panjang, entah mengapa, Sungmin merasa tidak bisa
melepaskan pandangannya pada mata hazel itu. Mata hazel itu seakan menariknya
dalam, menariknya untuk terjatuh dalam pesonanya. Sungmin mengerutkan dahinya
heran, iya menekuk kepalanya bingung, sepertinya mata hazel itu enggan
mengalihkan pandangan darinya. Ia kemudian menolehkan kepalanya ke kanan dan ke
kiri, siapa tahu ada sesuatu atau seseorang yang sedang diperhatikan mata hazel
itu. Kemudian Sungmin kembali mengarahkan pandangannya kepada Kyuhyun yang sudah
menundukkan kepalanya sambil terkekeh geli. Sungmin kemudian menatap Donghae di
sebelahnya. Donghae mengerutkan dahinya, Ia menatap tajam Cho Kyuhyun di depan
tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya. ‘Serius sekali?’ pikir Sungmin.
“Anyeonghaseyo..
Cho Kyuhyun imnida.. mohon bantuan kalian semua..”Kyuhyun membungkukkan
tubuhnya.
“Mungkin
beberapa dari kalian sudah mengetahuinya, Cho Kyuhyun adalah sepupuku, Ia baru
dipindahkan ke sini dari universitas sebelumnya, dan dia akan memperkuat tim
kita mungkin selama enam bulan ini” tutur Yesung lagi.
“Kenapa
cuma enam bulan?” celetuk Jessica yang diiringi kekehan anggota putri yang
lain. Ya, Jessica sudah memulai aksinya. Dia tidak tahan melihat namja tampan.
“Tentu
saja, Kyuhyun hanya meneruskan kuliah disini Jess.. dia bukan mahasiswa baru..”
ujar Yesung diikuti kekehan seluruh anggota tim.
“Ohh..”
Jessica memerah malu dengan kebodohannya. Ia lupa jika Kyuhyun mahasiswa
eksten.
“Baiklah..
mari kita mulai latihan hari ini.. seperti biasa, lapangan timur dipakai oleh
tim Putri dan lapangan Barat oleh tim putra..”
“Baiiiikkkk..”
koor seluruh anggota tim.
“Sungmin,
kuserahkan tim putri padamu” ujar Yesung lagi.
“Arraseo
sunbae..” jawab Sungmin. Ia melirik Kyuhyun sekali lagi yang ternyata masih
saja menatapnya. Sungmin membalikkan tubuhnya menuju lapangan timur sambil
mengerutkan dahinya heran.
###
Sungmin
menghampiri Eunhyuk dan Ryeowook yang berada di bangku penonton lapangan barat.
Ia kemudian duduk di samping mereka, ikut memperhatikan tim putra yang masih
latihan. Tim putri sudah menyelesaikan latihannya. Tapi mereka masih akan
menunggu Donghae. Besok mereka libur, rencananya mereka akan makan malam dan
karaoke bersama, kemudian Ryeowook dan Eunhyuk akan menginap di rumah Sungmin.
Sudah lama mereka tidak berkumpul malam hari.
“Minum
ini Min..” Ryeowook menyodorkan sebotol pocari yang langsung disambut oleh
Sungmin.
“Kita
jadi karaoke?” Tanya Sungmin. Ia minum sambil menatap ke lapangan. Tak sengaja,
matanya bertemu mata hazel itu lagi. Kyuhyun sedang istirahat di bangku
penonton bersama beberapa anggota tim lainnya. Kali ini, Sungmin merasa gugup.
Ia menurunkan botolnya dan mengalihkan pandangannya pada kedua sahabatnya dari
mata hazel yang masih menatapnya tajam itu.
‘Kenapa
sih dia menatapku seperti itu terus?’ batin Sungmin.
“Tentu
saja” jawab Eunhyuk.
“Bagaimana
dengan Yesung sunbae Wook? Kau sudah mengajaknya?” Tanya Sungmin lagi, berusaha
tidak melirik ke arah Kyuhyun lagi.
“Ia
tidak bisa, katanya ia ada acara penting bersama sepupunya itu” kesal Ryeowook.
“Mungin
acara keluarga Wook..” ujar Sungmin.
“Nde..
sepertinya begitu..”
Beberapa
saat kemudian mereka diam dan memperhatikan Donghae yang sedang latihan.
Terkadang diiringi oleh sorakan mereka bertiga.
“Min..”
celetuk Eunhyuk tiba-tiba.
“Hum?”
sahut Sungmin, iya menenggak minumannya lagi.
“Aku
merasa.. sepertinya dari tadi Cho Kyuhyun memperhatikanmu..”
“Uhukkkk..
uhukkk..” Sungmin tersedak, kemudian menatap kedua sahabatnya.
“Iya..
daritadi aku juga merasakannya..” tambah Ryeowook.
“Iya
kan? Dia menatapku terus??” jawab Sungmin diiringi anggukan kedua sahabatnya.
“Jadi
kau juga merasakannya?” Tanya Ryeowook.
“Ne..
sejak perkenalan tadi..” jawab Sungmin.
“Sejak
perkenalan?” Tanya Eunhyuk heran.
“Ne..”
“Apakah
kau mengenalnya?” Tanya Ryeowook.
“Ani..
aku baru melihatnya hari ini..” jawab Sungmin.
“Sepertinya
ia tertarik padamu Min..” celetuk Eunhyuk.
“Mwo?
Mana mungkin? Kenal saja tidak?”
“Yahh..
bisa saja kan?” Eunhyuk mengangkat kedua bahunya.
“Entahlah..
aku sedikit takut dengan tatapannya.. tatapannya itu seakan-akan..”
“Seakan-akan
ingin memakanmu. Iya kan?” potong Ryeowook.
“Tepat
sekali” jawab Sungmin.
“Kau
kan bisa menanyakannya pada Yesung sunbae, Wook..” ujar Eunhyuk.
“Wah!
Kau pintar Hyuk!” sahut Ryeowook.
“Aku
memang pintar.. ahahaaa…” Eunhyuk tertawa nista, mengundang kekehan Sungmin dan
Ryeowook.
“Minnieeeeeee…”
tiba-tiba Taecyon sudah berada di samping Sungmin dan merangkul pundak Sungmin.
Ternyata latihan sudah selesai.
“Sunbaee..
kau bau sekali!!” ujar Sungmin seraya melepas rangkulan Taecyon.
“Ahahaa..
mian Min.. kalian belum pulang?” Tanya Taecyon.
“Kami
menunggu Donghae.. kami ada acara..” sahut Ryeowook.
“Kalian
ada acara? Sayang sekali.. padahal aku ingin mengajak Sungmin nonton” ucap
Taecyon santai. Sungmin terdiam.
“Sayang
sekali sunbae.. mungkin lain kali..” ujar Eunhyuk.
“Baiklah..
selamat bersenang-senang! Kalau begitu aku pamit dulu.. Bye!” ujar Taecyon,
menuju kamar ganti.
“Bye
sunbae” koor Ryeowook, Eunhyuk dan Sungmin.
“Ya!
Kenapa kau berkata seperti itu Hyuk?” cecar Sungmin.
“Apa?”
“Kau
membuatnya seperti ada harapan, padahal kau tahu aku tidak tertarik padanya”
ucap Sungmin lagi.
“Sudahlah
Min, dia baik kok.. tidak ada salahnya kan?” tambah Ryeowook.
“Hah..
terserahlah..” pasrah Sungmin.
Sungmin
kembali menatap ke depan. Matanya kembali bertemu dengan mata hazel yang berada
di seberang lapangan. Kali ini, Sungmin dapat melihat ada kilat kemarahan di
mata hazel itu dan tatapan… menuduh? Entahlah, Sungmin tidak mengerti. Tapi
mengapa ia jadi merasa bersalah seakan-akan ia sudah melakukan sesuatu yang
kelewat batas? Sungmin benar-benar tidak mengerti. Kali ini, Kyuhyun yang lebih
dulu melepas pandangannya dari Sungmin dan menuju ke kamar ganti.
###
Donghae
keluar dari kamar bilas. Ruang ganti sudah sepi. Kebanyakan anggota tim akan
berganti pakaian saja dan mandi di rumah. Begitu pula Donghae. Akan tetapi,
hari ini ia akan jalan-jalan bersama sahabat-sahabatnya. Jadi ia harus mandi di
sini. Ia menuju ke lokernya dan menemukan ternyata masih ada seorang selain
dirinya. Cho Kyuhyun. Lokernya berada 2 loker setelah loker Donghae. Ia
memperhatikan Cho Kyuhyun. Sejak perkenalan tadi, Donghae sudah yakin ia
mengenali orang ini. Tapi Donghae ragu, ia juga tidak punya kesempatan
berbicara pada Kyuhyun pada saat latihan.
“Kyuhyun
Sunbae..”
“Ya?”
Kyuhyun menoleh padanya.
“Aku
mengenalimu” ucap Donghae menatap Kyuhyun.
“Ne?”
Kyuhyun mengerutkan dahinya.
“Kau
Putra Mahkota Dinasti Ming ke IX” ucap Donghae. Itu pernyataan, bukan
pertanyaan. Kyuhyun terlihat terkejut, tak lama keterkejutannya berganti
senyuman dan kemudian kekehan kecil.
“Kau
anak yang bersama Sungmin 9 tahun yang lalu, tak kusangka kau masih
mengenaliku” Kyuhyun membalas dengan pernyataan juga. Kali ini Donghae yang
terkejut, Kyuhyun mengingatnya dan Sungmin?
“Ne..
nama saya Lee Donghae” jawab Donghae setelah mengatasi keterkejutannya.
“Aku
tahu..” jawab Kyuhyun.
“Anda
tahu?” Tanya Donghae heran, Kyuhyun terkekeh.
“Tolong
jangan seformal itu denganku Donghae-ah..” sejenak Donghae tak tahu harus
berkata apa.
“Tapi
hyung.. bukankah kau sudah lulus S3 di Oxford? Begitulah yang kudengar” ujar
Donghae lagi.
“Hmm..
begitulah.. aku memang sudah lulus..” jawab Kyuhyun acuh.
“Lalu?”
kali ini Donghae semakin penasaran.
“Lee
Sungmin” jawab Kyuhyun.
“Lee
Sungmin??” Donghae mengulangi perkataan Kyuhyun dengan heran. Kyuhyun menatap
Donghae dan menganggukkan kepalanya sekali.
“Ya,
Lee Sungmin. Apakah Sungmin tidak pernah bercerita tentang surat yang kuberikan
padanya?” Tanya Kyuhyun heran.
“Surat?”
kali ini Donghae mengerutkan dahinya. Ia memutar otaknya ke Sembilan tahun yang
lalu. Surat.. surat.. ‘Ah ya! Surat dari pangeran ketika kami menyangka bahwa
kami akan ditangkap!’ batin Donghae.
“Surat
permintaan maaf dan terima kasihmu itu?” Tanya Donghae.
“Permintaan
maaf dan terima kasih?” Kyuhyun mengerutkan dahinya. Memang sih bagian
pertamanya seperti itu, tapi lebih penting bagian akhirnya.
“Ya,
surat itu kan?” Tanya Donghae.
“Hmm..
apakah Sungmin hanya menyebut seperti itu?” Tanya Kyuhyun.
“Seingatku
ya..” jawab Donghae.
“Apakah
ia pernah membicarakan surat itu lagi padamu?”
“Hmm..
tidak, ia hanya membicarakannya denganku saat itu saja, ketika ahjussi berbaju
hitam menghampiri kami 9 tahun lalu”
Kyuhyun
menghela napas. ‘Yesung benar, sepertinya Sungmin memang tidak mengerti isi
sebenarnya surat itu dan sepertinya Sungmin tidak pernah lagi membuka surat
itu’ batin Kyuhyun.
“Donghae-ah..
maukah kau membantuku?”
“Huh?
Apa itu?” Tanya Donghae.
“Bisakah
kau membuat Sungmin membaca surat itu sekali lagi?” Donghae mengerutkan
keningnya. Permintaan yang aneh.
“Sepenting
itukah suratnya?” Tanya Donghae.
“Ya,
sangat penting. Aku rasa Sungmin akan mengerti jika membacanya sekali lagi”
ujar Kyuhyun tegas.
“Baiklah,
aku akan mencobanya, itupun kalau ia masih menyimpannya” jawab Donghae.
“Mwo??
Apakah ia membuangnya?” Tanya Kyuhyun.
“Entahlah..”
Donghae mengangkat kedua bahunya.
“Ohya
satu lagi.. apakah ia pernah menyebut-nyebut cincin kerajaan padamu?” Tanya
Kyuhyun.
“Huh?
Tidak, lagipula seingatku ia tidak pernah menyebut-nyebut cincin..” jawab
Donghae. Kyuhyun menghela napas. ‘Lee Sungmin, kau benar-benar…’ batin Kyuhyun
gemas.
“Arrasseo..”
“Baiklah
hyung.. aku pamit dulu..” ujar Donghae seraya menuju pintu keluar.
“Donghae-ah..”
“Ne?”
Donghae yang sudah berada di dekat pintu kembali menoleh ke belakang.
“Bisakah
kau merahasiakan identitasku? Termasuk dari Sungmin?” Tanya Kyuhyun.
“Baiklah
hyung.. aku akan melakukannya”
Donghae
bergegas ke tribun penonton. Menuju ke ketiga sahabatnya. Pikirannya
berkecamuk. Ia benar-benar penasaran dengan isi surat itu. Surat yang akan
menjawab mengapa seorang Putra Mahkota rela menyamar demi seorang Lee Sungmin.
Ia bertekad akan menanyakannya malam ini pada Sungmin.
To Be Continue...
ini Kezia lgi.. hehe
ReplyDeletemasuk ke chap 2 makin seru critanya (y)
lunjut baca lagii~