"Undzhur Maa Qaala,, wa Laa Tandzhur Man Qaala"
انظر ما قال ولا تنظر من قال
Lihat apa yang dikatakan,, jangan lihat siapa yang mengatakan,,
Hoho,, gara2 temen saya yang update status di fesbuk,, saya jadi ingin membahas statement di atas.
Bagi saya, dan mungkin teman-teman saya yang bersekolah di pondok, pernyataan di atas sudah tidak asing lagi. Kami selalu menggunakannya setiap ada latihan dakwah di pondok (muhadharah). Ketika kami terjun ke masyarakat dalam rangka KPM (Kegiatan Pengabdian Masyarakat), kami pun seringkali menggunakan statement di atas. Sebagai pelajar, yang latihan berdakwah di hadapan Ibu-ibu atau Bapak-bapak yang notabenenya lebih tua daripada kita, kita tidak ingin mereka menganggap kita terlalu menggurui bukan? *kayaknya ini lebih berguna sebagai sarana membela diri :P
So, kami selalu menggunakan pernyataan di atas,, haha. Sebenarnya pernyataan di atas sangat bermakna di kehidupan kita sehari-hari. Coba kita tengok sekitar, bagaimana perilaku orang-orang sekitar kita? Pernahkan kalian mendengar kalimat "Senior selalu Benar" ? Pernahkah kalian merasa pendapat kalian dianggap angin lalu? Saya yakin sebagian besar dari kalian pernah merasakannya.
Sebagian besar senior, pasti merasa gengsi kalau mengakui kesalahannya dihadapan junior. Mungkin, kita sendiri sebagai senior juga merasakan hal tersebut terhadap junior. Padahal sewaktu menjadi junior, kita pasti tidak suka dengan perilaku senior tersebut. Jika kita bersikap seperti itu, bukankah kita sama menyebalkannya dengan senior kita dulu? *iya gak? :p
Hal "senioritas" ini sudah lumrah terjadi di masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Akan tetapi, kita masih bisa merubahnya, berawal dari kita, mari berpegang pada pernyataan di atas. Marilah membuka hati dan pikiran,, katakan benar sebagai benar,, dan salah sebagai salah...
FIGHTING!! Make A Wish,, Make A Change,, We Can Change The World!!!
bener2 maw,,tapi maw,,di pasains senioritas masih (sangat) berlaku je maw,,gpapa juga kan ya,,
ReplyDelete