Chapter 1
DISCLAIMER : FanFic ini ASLI hasil pemikiran saya, jadi tolong NO PLAGIAT. Nama dan karakter pemeran hanya meminjam tanpa ada maksud apa-apa. Saya ingatkan ini adalah cerita FIKSI, mohon maaf jika menemukan ketidaksesuaian dengan tempat, sejarah maupun budaya.
DISCLAIMER : FanFic ini ASLI hasil pemikiran saya, jadi tolong NO PLAGIAT. Nama dan karakter pemeran hanya meminjam tanpa ada maksud apa-apa. Saya ingatkan ini adalah cerita FIKSI, mohon maaf jika menemukan ketidaksesuaian dengan tempat, sejarah maupun budaya.
Sungmin kecil
sedang berjalan di trotoar bersama Donghae, sahabatnya sejak kecil yang tinggal
di sebelah rumahnya. Mereka baru saja pulang dari upacara pembukaan sekolah
mereka, Toho Junior High School. Ya, Sungmin dan Donghae adalah murid tingkat
pertama di sana. Hari ini merupakan hari pertama mereka. Mereka berjalan
beriringan sambil memakan snack dari tangan Donghae.
“Minniee.. lihat! Disana
banyak ahjussi berpakaian hitam-hitam” seru Donghae seraya menunjuk beberapa
ahjussi berjas hitam yang berjarak sekitar 50 meter dari mereka.
“Wooaaaa.. ayo
kita kesana Hae! siapa tahu kita bisa melihat orang terkenal!” ujar Sungmin
bersemangat.
“Minnie tunggu! Lihat itu!
Kau lihat mobil hitam mengkilat disana?” ujar Donghae menunjuk limosin hitam
yang terKimir di depan pintu masuk sebuah gedung yang dikelilingi ahjussi
berbaju hitam. Mereka kini berjarak 30 meter.
“Ne.. wae?”
“Lihat lebih
jelas Minnie! Itu stiker kerajaan!!”
“Mwo? Jinjja??” Sungmin
menyipitkan matanya dan melihat stiker kerajaan berbentuk mahkota dan slogan
dibawahnya berwarna keemasan di sudut kaca depan mobil.
“Ne.. kau
melihatnya?” Sungmin mengangguk-anggukan kepalanya bersemangat.
“Kajja Hae.. siapa tahu kita bisa
bertemu Raja dan Ratu! Ini kesempatan langka!” Sungmin menarik tangan Donghae
lebih mendekat ke kerumunan ahjussi berbaju hitam.
Dari jarak 30
meter itu, mereka bisa melihat seorang anak laki-laki yang sepertinya tidak
jauh berbeda usianya dengan mereka, mungkin 3 atau 4 tahun di atas mereka
keluar dari gedung tersebut. Sungmin dan Donghae berusia 11 tahun. Maka
laki-laki itu mungkin berumur sekitar 15 tahun. Sungmin dan Donghae
memperhatikan bahwa ahjussi-ahjussi berbaju hitam tersebut segera membungkuk
ketika anak lelaki itu keluar.
“Minnie.. apakah
itu pangeran? Woaa.. bukankah identitasnya dirahasiakan?” Tanya Donghae
penasaran sekaligus bersemangat.
“Molla,
sepertinya iya, kajja Hae! aku mau melihat dari dekat!” tarik Sungmin lebih memaksa.
Ya, Donghae
benar. Identitas putra mahkota kerajaan memang dirahasiakan dengan alasan
keselamatan. Dahulu , Putra Mahkota Ming ke V dibunuh oleh pasukan anti
kerajaan. Beruntung sang raja mempunyai dua orang anak lelaki sehingga
keturunan kerajaan tidak habis di sana. Akan tetapi, sejak peristiwa itu, Putra
Mahkota selalu dikenalkan ke publik ketika usianya menginjak 25 tahun dimana ia akan dinobatkan sebagai
raja penerus.
Selama mendekat,
Sungmin dan Donghae berjingkat-jingkat berusaha melihat wajah sang Pangeran
yang tertutupi oleh bodyguard.
“Aisshhh.. aku
tidak bisa melihatnya dengan jelas” gerutu Sungmin. Padahal jaraknya hanya
sekitar 10 meter dengan Pangeran.
Ia melihat sang Pangeran kini berjalan menuju
mobilnya di samping trotoar, para bodyguard segera mengikutinya dari belakang, dan
Sungmin melihat kejadian berikutnya. Sang Pangeran tidak sengaja menyenggol seorang
kakek tua yang sedang lewat. Kakek tua itu sepertinya tidak melihat kerumunan
bodyguard karena sibuk memanggul beban entah apa dipunggungnya. Sang pangeran
sedikit terhuyung sehingga dengan sigap para bodyguard mengerumuninya. Si Kakek
juga terhuyung, beruntung ia tidak jatuh. Sungmin segera berlari meninggalkan Donghae
ke arah kakek tua tersebut dan menopang lengannya.
“Harabojiee..
gwenchanayo?” Tanya Sungmin pada kakek tua tersebut yang dijawab dengan
anggukan letih.
Jarak Sungmin
dengan Sang Pangeran kini hanya 5 meter, dibatasi dengan kerumunan
bodyguardnya. Dari jarak sedekat inipun, Sungmin tidak bisa melihat Sang
Pangeran dengan jelas. Sungmin melihat dari belakang punggung sang pangeran
saat sang Pangeran melirik ke arahnya dan kakek tua lalu kemudian kembali
menuju mobilnya tanpa berkata apapun.
“Yaa!! Bukankah
seharusnya kau minta maaf???” teriak Sungmin kesal ke arah punggung Pangeran
yang kini menghentikan langkahnya tepat di depan pintu limosinnya karena
teriakan Sungmin tanpa membalikkan badannya. Donghae yang sudah berada di dekat
Sungmin juga terkejut dengan teriakan Sungmin.
“Ya! Apakah kau
tahu kau berteriak pada siapa hah nona kecil?? Jaga sikapmu!!” salah satu
bodyguard itu membentak Sungmin.
“Apa peduliku??
Buat apa menjadi pangeran jika tidak tahu sopan santun?? Apakah sebegitu
gengsinya untuk meminta maaf?? Sombong sekali!!” teriak Sungmin lagi. Kali ini Donghae
melotot padanya dan mulai menarik-narik tangan Sungmin agar segera pergi dari
sana karena salah satu bodyguard itu tampak hendak mendekati mereka.
“Kajja Minnie..”
lirih Donghae.
“Nde.. kajja
harabojie.. aku akan mengantarmu sampai bangku itu.. kau bisa duduk dulu
disana..”
Donghae dan Sungmin memapah kakek tua itu menuju bangku taman yang
tak jauh dari mereka.
Sungmin sudah
tidak peduli seperti apa wajah sang Pangeran. Ia hanya fokus menolong si kakek
tua. Tanpa Sungmin sadari, sang Pangeran sudah membalikkan badannya dan menatap
mereka berdua dengan mata hazelnya sejak Sungmin berdebat dengan salah satu
bodyguardnya. Donghae menatap sang Pangeran yang tidak jauh dari mereka. Ia
melihat wajah pangeran. Walaupun masih muda, Donghae dapat melihat rahang tegas
dari wajahnya yang mulai terbentuk. Mata hazel sang Pangeran bertemu dengan
mata Donghae, kemudian Donghae membungkukkan badannya meminta maaf lalu kembali
membantu Sungmin.
“Pangeran,
apakah…”
“Tidak, tidak
perlu Kim
ahjussi.. biarkan saja mereka..”
“Baiklah
Pangeran..”
“Hmm.. Kim ahjussi, bisakah kau
mencari tahu tentang yeoja kecil itu?” Tanya sang Pangeran, masih menatap
punggung Sungmin yang menjauh.
“Baik pangeran..
akan segera saya laksanakan”.
Sang Pangeran
pun segera masuk ke mobilnya. Tahukah Sungmin? Kau telah mengetuk hati pangeran
yang paling dalam, yang tak seorangpun berani mengetuknya selama ini.
Istana Kerajaan
Ming…
“Wahh.. pangeran
umma sudah pulang..” Jaejoong, sang Ratu, kini berada di kamar anaknya. Mereka
memang menanggalkan sapaan resmi jika sedang berada di tengah keluarga. Kamar
itu luas dan bernuansa merah dan emas.
“Umma..” lirih Kyuhyun
membalikkan tubuhnya ke arah ummanya.
“Hum? Wae?
Kenapa kau tak bersemangat?” ujar Jaejoong seraya duduk di atas tempat tidur,
di samping putranya yang berumur 15 tahun itu dan merangkul bahunya.
“Apakah aku ini sombong?
Apakah aku tidak layak disebut pangeran?” Tanya Kyuhyun pada ummanya. Ternyata
ia masih memikirkan kata-kata Sungmin.
“Huh? Memangnya
ada yang bilang seperti itu padamu?” Jaejoong terkekeh kecil.
“Tadi siang ada
seorang yeoja kecil yang berbicara seperti itu padaku..” lirih Kyuhyun. Jaejoong
membulatkan matanya,
“Jinjja?? Wahh..
sepertinya umma harus memberikan penghargaan kepada yeoja kecil pemberani
itu..” kekeh Jaejoong lagi.
“Umma!! Aku
serius!!” tuntut Kyuhyun. Jaejoong menatap putra satu-satunya itu dan melihat
keseriusan di mata Kyuhyun.
“Hhh.. baiklah Kyu.. Umma rasa yeoja
kecil itu ada benarnya.. menurut umma kau memang sedikit sombong” ujar Jaejoong
menghela napasnya.
“Mwo? Benarkah?
Jadi yeoja kecil itu benar..” lirih Kyuhyun seraya menundukkan kepalanya. Ia
pun menceritakan kejadian tadi siang kepada ummanya.
“Tapi tak
berarti kau tak layak menjadi pangeran Kyu.. Umma pikir kau hanya tak pernah menghargai
hal-hal yang menurutmu hal kecil, tetapi bagi kebanyakan orang itu sangatlah
penting. Seperti pada kakek tua itu? Menurut umma memang sebaiknya tadi kau
meminta maaf walaupun sebenarnya kau tidak sengaja. hh.. aku tidak tahu, tapi
sepertinya sifatmu menurun dari ayahmu, walaupun sekarang ayahmu sudah lebih
baik sih..” kekeh Jaejoong lagi.
“Aku mengerti
umma.. aku akan berusaha lebih baik lagi.. aku akan menjadi pangeran yang
layak.. maukah umma membantuku?” ujar Kyuhyun tegas, menatap ummanya. Jaejoong
tersenyum melihat tekad dan keseriusan putranya. Ia pun mengangguk.
“Omooo..
Sepertinya umma benar-benar harus memberi penghargaan pada yeoja kecil yang
membuat pangeran umma seperti ini.. apakah kau mengenalnya?” Jaejoong tersenyum.
Ia tak menyangka
ada yang berani berkata seperti itu pada anaknya. Putranya itu selalu
dikelilingi orang-orang yang menghormati dan segan terhadapnya. Sekalipun Kyuhyun
berbuat salah, tidak akan ada yang berani menegur apalagi memarahinya. Jaejoong
tahu anaknya itu menjadi besar kepala dan sedikit sombong. Ia jarang berterima
kasih maupun minta maaf pada pelayan maupun bodyguard yang membantunya. Jaejoong
sudah berusaha menegur dan memarahi Kyuhyun. Akan tetapi sepertinya nasehatnya
berlalu begitu saja. Jaejoong rasa, yeoja kecil itu sudah menyentuh hati
anaknya yang terdalam. Dalam hati ia berterima kasih pada yeoja kecil itu.
“Aku tidak tahu
umma.. aku belum menerima laporan dari Kim ahjussi..”
“Mwo?? Kau
menyelidikinya?? Apakah kau mau membalasnya?” Jaejoong menatap anaknya curiga.
“Aissshh ummaa..
kenapa curiga begitu? Aku hanya penasaran dan kagum padanya.. selama ini tidak
ada orang selain umma dan appa yang berani membentakku seperti itu..” tutur Kyuhyun.
Jaejoong menarik napas lega.
“Nde.. umma juga
kagum pada keberaniannya.. aishh.. umma jadi ikut penasaran sepertimu”
“Aku akan
memberitahu umma jika Kim Ahjussi sudah melapor..”Kekeh Kyuhyun.
“Arrasseo.. Umma
menunggu kabarnya.. Jjaaa.. kau mandilah.. sepertinya sudah hampir makan
malam.. kita bertemu di meja makan ne? Umma tak sabar mau menceritakan hal ini
pada appamu.. hihhihii..” kekeh Jaejoong seraya menuju pintu meninggalkan kamar
putranya.
“Umma!! Jangan
ceritakan pada Appa!! Itu memalukan!! Aissshhh..” teriak Kyuhyun pada pintu
kamarnya yang sudah tertutup.
###
Lee Sungmin kecil berlari menyusul Donghae yang
sudah terlebih dahulu keluar gerbang menyusuri trotoar.
“Haeeeeee!! Tunggu
akuuuuu!!!” teriak Sungmin. Donghae hanya menengok sebentar ke arah Sungmin,
terkekeh kecil dan melanjutkan
langkahnya pelan. Ia suka sekali menggoda Sungmin.
“Ya! Sudah
kubilang tung…”
BRUK!! Sungmin
menabrak Donghae karena berhenti tiba-tiba.
“Aisshhhh.. kenapa kau berhenti tiba-tiba??”
teriak Sungmin kesal.
“Min.. bukankah ahjussi itu
pengawal pangeran?” ujar Donghae tanpa menoleh ke arah Sungmin. Tatapannya
lurus ke depan. Sungmin mengikuti arah pandangan Donghae dan menemukan ahjussi
berjas hitam yang memang ia lihat kemarin berjarak sekitar 5 meter dari mereka.
Sungmin mengingatnya karena ahjussi itu yang terlihat paling tua daripada
bodyguard – bodyguard lain yang masih muda. Ahjussi itu berdiri di samping
sedan hitam mengkilat, menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti sedang
mencari. Di sampingnya ada 3 orang pria yang berpakaian serba hitam sama
sepertinya.
“Eh? Sepertinya
iya..” Ahjussi tersebut menoleh ke arah mereka. Tatapannya bertemu dengan Sungmin.
Kemudian ia segera bangkit dari sandarannya dan berjalan menuju mereka.
“Min.. Cuma perasaanku saja ataukah ahjussi itu
benar-benar menuju ke arah kita?” bisik Donghae seraya memundurkan langkahnya
sedikit demi sedikit, begitupula dengan Sungmin.
“Se.. sepertinya
begitu Hae..”
gugup Sungmin.
“Mi.. Min.. a.. apakah kita
akan ditangkap?”
“Andwe!.. Hae.. pada hitungan ketiga
kita berbalik dan lari OK?” bisik Sungmin.
“N.. ne..” lirih
Donghae.
“Na.. dul..
set!”
“Lee Sungmin ssi, tunggu!!”
Sungmin sudah siap berlari sekencang-kencangnya ketika namanya dipanggil.
Sungmin
mengurungkan niatnya dan berbalik menghadap ahjussi itu. Ia menatap ahjussi itu
dengan matanya yang bulat dan indah. Donghae yang sudah berlari menghentikan
langkahnya ketika menyadari Sungmin tidak berlari bersamanya. Ia hendak
menyusul Sungmin, tapi sepertinya ia tidak dibutuhkan di sana sehingga ia hanya
mengamati dari jauh namun masih dalam jangkauannya.
“Ahjussi..
kenapa ahjussi tau namaku?” Tanya Sungmin polos sambil mengerjapkan mata
bulatnya.
“Itu tidak
penting.. namamu Lee Sungmin bukan?” ucap ahjussi tersebut seraya tersenyum pada Sungmin.
“Nde ahjussi..”
“Namaku Kim Hyun Joong, aku hanya
ingin menyampaikan sesuatu padamu..”
“Chanyeol,
Tolong bawakan titah itu kesini” ujar Kim Hyun Joong pada pengawal di belakangnya.
Tak
lama, pengawal bernama Chanyeol itu membawakan sebuah gulungan perkamen beludru
berwarna merah dan emas beserta sebuah kotak kecil yang berwarna serupa. Kim Hyunjoong menyerahkan
kedua benda tersebut pada Sungmin yang terlihat bingung.
“Pangeran
memberikan ini untuk disampaikan padamu.. silakan” Sungmin memandang heran
kedua benda di tangannya. Ia mulai membuka gulungan perkamen tersebut dan
membacanya.
Lee Sungmin,
Aku
tahu kau tak mengenalku. Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku atas
kejadian satu bulan lalu. Maaf jika memakan waktu lama untuk menemukanmu karena
aku tidak mengenalmu. Terima kasih kau telah mengingatkanku atas kesalahanku.
Aku sadar aku telah melakukan kesalahan dan aku minta maaf belum bisa menjadi
pangeran yang layak seperti apa yang kau tuduhkan padaku.
Aku
akan berusaha memperbaiki sikapku dan menjadi lebih baik. Suatu saat, dimana
aku sudah layak menjadi pangeran dan menjadi orang yang lebih baik, kita akan
bertemu lagi. Saat itu datang, kau akan
menjadi pendampingku. Kau harus menungguku. Aku akan menemukanmu dan menjemputmu.
Ingat Lee Sungmin, Kau adalah milikku.
Dan selamanya akan menjadi milikku.
Tertanda,
Putra Mahkota Dinasti Ming IX
Sungmin
mengerutkan dahinya. Sebenarnya ia tidak benar-benar mengerti isi dari surat
tersebut. Ia hanya menangkap ucapan terima kasih, permintaan maaf dan bahwa
sang Pangeran akan menemuinya entah kapan. Ia belum mengerti apa maksud dari
pendamping maupun kepemilikan yang disebut di akhir surat. Ia lega. Ia dan Donghae
sudah berfikir bahwa mereka akan ditangkap. Ia lalu membuka kotak yang ada
ditangannya. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin emas putih berbentuk mahkota
yang bertabur berlian. Indah sekali sampai-sampai Sungmin dibuat terpana.
“Cincin?” Tanya Sungmin
pada Kim
Ahjussi.
“Benar nona..
Pangeran memberikannya sebagai hadiah, mohon nona membawanya kemanapun nona
pergi dan memakainya jika sudah muat di jari nona”
“Huh? Buat apa?”
Tanya Sungmin heran.
“Itu adalah
cincin kerajaan, jika nona berada dalam kesulitan, para pengawal akan mengenali
nona jika nona menunjukkan cincin itu”
“Huh? Tapi aku
tidak bisa menerimanya.. appa bilang aku tidak boleh menerima hadiah
sembarangan..” ucap Sungmin polos.
“Kumohon
terimalah nona.. lagipula ini bukan dari orang sembarangan..” ujar Kim Ahjussi.
Sungmin terlihat berfikir.
“Hmm… arrasseo Kim Ahjussi.. aku akan
menyimpan ini. Sampaikan ucapan terima kasihku” ujar Sungmin seraya
membungkukkan badannya pada Kim ahjussi.
Sungmin
berbalik, memasukkan kedua benda tersebut dalam tasnya, dan menghampiri Donghae
yang terlihat tidak sabar menunggunya.
“Sepertinya kita
tidak dalam masalah..” celetuk Donghae.
“Memang tidak Hae..”
ujar Sungmin ceria.
“Lalu?”
“Pangeran Cuma
mengirimkan surat ucapan terima kasih dan permintaan maaf padaku..”
“Cuma itu?” Donghae
menatap Sungmin tidak percaya.
“Ya.. Cuma
itu..” ujar Sungmin. Sungmin tidak menyebut-nyebut cincin pemberian pangeran.
Sepertinya ia menganggap remeh cincin tersebut. Hei Sungmin, tak tahukah kau
bahwa cincin tersebut adalah tanda bahwa kau sudah diikat oleh sang Pangeran?
“Hhaahhh..
ternyata dia baik ya? Aku sudah berfikir yang tidak-tidak..” Donghae menghela napas lega.
“Ndee…” senyum Sungmin
tulus.
To Be Continue....
uduh umin ko polos amat ya.......
ReplyDeletethor ini cerita nyambungx lama ga ya
Hi.. sebelum'nya mau kenalan dulu hehe
ReplyDeletenama'ku Kezia dr Surabaya..
aku nemu ff ini setelah searching di google x)
maklum saia KMS akut.. mau cari ff kyumin buat dibaca soal'nya buka fanfiction susah sekarang /curcol bentar/
intinya aku suka sm ff'nya author-ssi ini :)
ceritanya saia bangeet xD
jdi saia ijin baca ne?
Thank you~